Adik-adik yang baik penasaran dengan cerita kisah para sahabat Rasulullah kan. Nah ini kelanjutan kisah yang kemarin yaitu kisah Mu’adz bin Jabal. Yuk adik-adik kita baca kisah kelanjutannya yuk agar lebih tahu dan berguna tentunya…
Seorang Pemimpin
Setelah Rasulullah Saw. wafat, Mu’adz bin Jabal kembali dari Yaman ke Madinah. Ia mendengar bahwa kaum Muslimin sedang berseteru dengan pasukan Romawi di perbatasan Syam. Maka ia pun segera berangkat dari Madinah menuju Syam, agar lebih dekat dengan medan peperangan. Sekaligus membantu sahabat Abi Ubaidah bin Jarrah dalam menghadapi tentara musuh.
Selepas wafatnya Abu Bakar ash-shiddiq, Mu’adz bin Jabal mengirimkan surat kepada Umar bin Khatab. Dalam isi surat tersebut ia menyatakan bersedia membaiatnya, menggantikan Abu Bakar.
Kisah Islami |
Mu’adz bin Jabal juga menasehati Umar agar selalu bertakwa kepada Allah SWT. dan memimpinumat islam dengan penuh keadilan. Umar pun menerima surat dan nasehat Mu’adz dengan penuh keterbukaan. Kemudian Umar membalas isi surat itu, “tidak baik bagi kamu bila kamutidak mengatakan kebenaran, dan tidak baik bagi kamibila kami tidak menerima kebenaran itu.”
Pada suatu hari Amirul Mukminin, Umar bin Khattab memerintahkan memberikan hadiah sebanyak 400 dinarkepada Mu’adz bin Jabal, “Berikan ini kepada Mu’adz dan tunggu serta lihatlah apa yang akan ia lakukan dengan hadiah ini,” ucap Umar bin Khattab.
Ketika sang utusan memberikan hadiah tersebut, ia melihat apa yang dilakukan Mu’adz bin Jabal dengan hadiah ini. Setelah Mu’adz menerima hadiah, ia memanggil anak buahnya sembari berkata, “Ambilah ini dan berikan kepada fulan, dan ini untuk fulan, dan ini juga untuk si fulan,” lalu tiba-tiba istrinya Mu’adz keluar dan berkata, “Demi Allah, kami adalah orang miskin,” Mu’adz tidak menyisakan hadiah tersebut kecuali dua dinar, yang diberikan langsung kepada istrinya.
Cerita Islami untuk anak |
Rasulullah Saw. sangat mencintai Mu’adz bin Jabal, sehingga beliau berwasiat kepadanya, “Wahai Mu’adz bin Jabal, Aku wasiatkan kepadamu sesuatu yang dapat kamu jadikan pegangan untuk hidupmu. Bertakwalah kepada Allah SWT., janganlah kamu menyekutukannya dengan selain Dia. Apabila berkata, maka bicaralah yang baik dan benar. Apabila kamu berjanji, maka tepatilah jangan kamu melanggarnya. Apabila kamu diberi amanah, maka jagalah amanah itu. Jauhi sifat khianat, karena khianat itu akan mencelakakanmu.”
Lanjut Rasulullah, “Sayangilah anak yatim, berilah mereka kalau kamu mampu dan rawatlah mereka. Jagalah keharmonisan rumah tanggamu, dan berbuat baiklah terhadap tetanggamu. Apabila ada sesuatu yang akan membuatmu marah, maka tahanlah kemarahanmu. Bicaralah dengan siapapun dengan sopan. Ucapkanlah salam apabila bertemu dengan siapapun. Jadilah kamu orang yang beriman, janganlah kamu menjadi orang kafir.”
Lanjut Rasulullah, “Al-Qur’an adalah kitab Allah, maka pahamilah oleh mu. cintailah akhirat, karena akhirat itu kekal, jangan kamu mencintai dunia yang hanya sesaat. Takutlah kamu terhadap hisab, karena apa yang kamu miliki dan kamu perbuat akan diperhitungkan. Kurangilah angan-anan dan banyaklah berbuat. Ingatlah Allah disetiap Ciptaan-Nya. Dan, bertobatlah kamu dari setiap berbuat dosa.”
Kisah Islami bergambar |
Sungguh sahabat Nabi satu ini adalah seorang pahlawan Islam yang tangguh. Hidupnya mementingkan dunia. Ia adalah sahabat Nabi dari kaum Anshar yang turut membantu mengumpulkan Al-Qur’an bersama para sahabat Nabi yang lain, seperti Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, dan Abu Zaid.
Rasulullah bersabda, “Ambilah Al-Qur’an dari empat sahabat yaitu Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, dan Salim, Maula Abi Hudzaifah.”
Mu’adz bin Jabal wafat
Suatu ketika, Mu’adz bin Jabal jatuh sakit. Sakitnya, kian hari semakin bertambah parah. Dalam kondisi seperti ini, ia tetap bersabar dan tidak mengeluh sedikitpun. Ia mensyukuri atas ujian yang telah Allah berikan.
Pada saat ia merasa bahwa waktunya semakin dekat, ia mengangkat tangannya keatas untuk berdoa kepada Allah SWT., “Wahai Allah, Sesungguhnya aku takut kepada-Mu. Akan tetapi, hari ini aku menaruh penharapan kepada-Mu,” kemudian Mu’adz bin Jabal pun menangis.
Mu’adz bin Jabal Wafat |
Orang-orang yang disekitarnya pun bertanya, “Apakah yang menyebabkan kamu menagis, wahai Mu’adz. Sementara kamu adalah sahabat Rasulullah Saw. yang mulia?”
Mu’adz pun menjawab, “Aku tidak sedih menangisi kematian yang akan menghampiriku, dan tidak pula sedih meninggalkan hutang kepada orang setelahku. Tetapi aku menangisi nasibku kelak diakhirat, dimana aku akan ditempatkan setelah aku meninggal. Apakah aku akan ditempatkan bersama penghuni surga, atau penghuni neraka. Dan, aku tidak tahu dimanakah aku akan ditempatkan.”