Cerpen Anak Sekolah – Nothing Religion
Yuna adalah seorang murid kelas 1 disebuah SMA NEGRI di Kota Palangka Raya. Tidak ada yg terlampau kurang darinya, dia hanya seorang anak dari dua orang tua pebisnis dan memiliki seorang pembantu di rumah . Tak ada yg susah dari hidupnya dan walau pun punya pembantu dia suka masak sendiri karna mungkin itu hobi seorang cewe yg normal adanya.
Kehidupannya tersedia dari segi materi dan juga non materi . Dia juga seorang di didik oleh guru privat agama nya dan juga di sekolah kan di sekolah agama yg dianutnya, di luar jam sekolah formalnya.
NB:
Yg pasti tak kan saya sebutkan apa itu sebagai pencerita selayaknya bersikap netral dan mengikuti alur tokoh tanpa harus menonjolkan sifat atau latar belakang seorang tokoh.
Itu dilakukan orang tua Yuna karna dia terlalu sibuk untuk memperhatikan anaknya bertumbuh . Yaa seperti yg terjadi disetiap kisah sinetron atau apalah, dan terjadi juga dengan nya.
Satu semester telah berlalu hingga di tahun 2017 ini pada bulan januari kelas yg biasa ia tempati telah dicap sebagai ruangan kelas 10 MIPA semester dua. Setidak nya itu yg ada di buku para murid setelah nama mereka di isi di kolom namanya sendiri.
Yuna datang seperti biasa dan hanya melihat dengan orang-orang biasa yg hanya itu dan itu saja yg dikenal nya tanpa memandang seorang seorang pemuda bermotor ceper dan knalpot variasi berbunyi nyaring dan mengganggu . Setelah mobil yg mengantar nya pergi bersama joki nya yaitu ayah nya sendiri yg tadi ber basa-basi dengan perkataan yg tak kurang dan tak lebih hanya seperti ayah yg berkata seadanya dan hanya itu saja yg dia tahu seakan hanya rumusan bisnis di otak dan lisan nya.dia masuk dengan menggunakan sapu tangan putihnya.
Ketika dia melangkah ke kelas..
“Dia itu …”
Mata sinis memandang wajah pemuda yg tertunduk itu, merasa tidak suka karna kesan pertama yg tak begitu menyenangkan dengan pemuda itu . Namun, tak ada perasaan bahwa dia itu orang yg ugal-ugalan ketika memandang nya lebih dalam.
Dengan perasaan yg tak bisa ditebak Yuna, pemuda seumuran dengan dia itu . Tersenyum ketika dia melihat pohon di depan teras lantai dua ini . Karna merasa dilihat dan diawasi pemuda itu menatap Yuna . Dan Yuna berpaling dan tanpa disadari nya, sapu tangan putih jatuh sela jarinya.
Bersambung…
Cerpen lainnya => Hening di Ujung Senja