PLUK!! Sebuah amplop hitam terjatuh saat aku membuka loker. Aku memungut amplop itu, lalu mengambil buku Fisika. Aku melangkah di koridor yang masih sangat lengang. Aku masuk kedalam sebuah ruangan bertuliskan X B, lalu duduk di bangku paling depan. SREK!! Aku merobek amlop hitam tersebut, lalu mengeluarkan selembar kertas. Aku membuka lipatan kertas itu, selembar foto jatuh melayang. Aku memungut fotonya. Tampak fotoku yang berpose didepan bingkai-bingkai tua. Aku mengingat-ingat tempat itu. Oya, itu saat study tour ke museum Asia-Afrika setahun lalu. Tapi fotoku tampak aneh. Wajahku diberi tanda silang, sementara kepalaku diberi tanduk, lalu ada tulisan ‘DEAD’, semuanya menggunakan tinta merah. Aku membaca suratnya,
JIKA INGIN FLASH DISK MU KEMBALI, TEMUI AKU DI GUDANG LAB BIOLOGI USAI MAGHRIB HARI INI! JIKA KAMU TIDAK DATANG, KOTAK FLASHDISK MU AKAN KUBUKA PAKSA DAN SELURUH RAHASIA YANG ADA, AKAN KUBIARKAN MENYEBAR CEPAT DI SEKOLAH KITA!!
Lagi-lagi tinta merah. Keringat dingin mengalir di pelipisku. Flash diskku? Ah, kan kusimpan di loker. Lagipula, tidak ada yang tau password lokerku. Lubang surat yang ada di pintu loker juga tidak cukup besar untuk dilewati sebuah kotak flash ukuran 3x4x2 cm. Surat ini pasti hanya ingin menjebakku.
BUUM!! Sebuah suara mengagetkanku. Aku menoleh dengan cepat kebelakang kelas. sebuah meja dan kursi jatuh di lantai. Siapa yang menjatuhkannya? Tidak mungkin angin bisa menjatuhkan meja dan kursi yang berat. Lagian, dari tadi tidak ada angin kencang. Taap! Taap! Beberapa sapu di belakang kelas juga ikut jatuh. Perasaan sapunya diikat tali deh. Tep! Tiba-tiba lampu mati.
“WAAAAAAAAAA!!!!!!” spontan aku berlari keluar kelas. beberapa murid tampak bingung memperhatikanku. “Hhhh hhhh..” aku berhenti di depan kursi taman sekolah sambil ngos-ngosan.
“Lika, kamu kenapa?” tanya Vanya yang duduk di kursi taman bersama Indry.
“Itu..itu..di kelas.” ujarku terbata-bata.
“Nih, minum dulu!” indry menyodorkan sebotol air mineral. Glek glek glek. Aku meminumnya dengan cepat.
“Atur nafasmu dulu..” saran indry
“Tadi, dikelas seram banget. Meja, kursi dan sapu jatuh sendiri! Lalu, tiba-tiba lampu mati! Pokoknya seram banget! Aku takut..” ujarku.
“ah, masa sih? Paling itu Cuma halusinasimu aja.” ujar Vanya tak percaya.
“sekarang, ayo kekelas.” Indry menarik tanganku. Diikuti yang lain. 10 langkah lagi, kami akan sampai di kelas.
“tunggu.. aku.. ta..ku..t”aku menyetop ketiga temanku.
“Udah, gapapa. Percaya deh!” vanya meyakinkanku.
“ayo masuk!” vanya melangkah masuk. Kami mengikutinya.
“Tuh, kan! Ga ada apa-apa!” ujar indry. Memang tak ada apa-apa. Kelas masih seperti biasanya. Meja dan kursi tak ada yang terjatuh. Sapu masih di tempatnya semula. Lampu juga terang benderang. Aku seolah tak percaya dengan kejadian tadi. Semuanya seperti mimpi.
Pulang sekolah, aku mengecek lokerku. Tit tit tit! Aku menekan kode-kodenya. Setelah terbuka, aku mengacak-acak isinya. Seketika tubuhku lemas. Surat tadi pagi benar. Flashdisk dan kotak pengamannya milikku lenyap. Padahal banyak rahasia dalam flash itu.
-skip-
“Mama, aku pulang!” ujarku sore itu. Jam menunjukkan pukul 15.15.
“Ah, sayang. Sudah makan siang?” tanya mama sambil menghampiriku.
“Belum, ma. Tadi waktu istirahat ga ke kantin, karena nyari bahan tugas di perpustakaan.”
“Makan dulu, ya. Mama udah masakin sup macaroni dan udang goreng tepung.”
“Ma, nanti jam 5 sore aku balik kesekolah. Soalnya nanti malam ada pesta perpisahan murid kelas 12, ma!”
“Iya, makan dulu gih.”
Usai mandi sore, aku bersiap-siap. Aku memilih baju bermodel ghotic, karena tema pesta perpisahannya adalah ‘The Ghost Night’. Aku memakai baju terusan sebawah lutut warna hitam dengan gambar tengkorak putih metalic dengan bawahan legging putuh bermotif tengkorak hitam. Aku juga memakai cardigan berbahan denim(jeans) dengan lengan dibawah siku. Aku mengucir rambut model ekor kuda dan memakai bando hitam dengan hiasan tengkorak putih. Aku memkai flat shoes warna putih dengan pita hitam. Pukul 5 sore tepat, aku memacu motorku menuju sekolah. Disana, beberapa orang sudah datang.
“Indry!” teriakku.
“Eh, alika. Ke aula, yuk!” indry menghampiriku.
Usai sholat maghrib, aku teringat surat tadi pagi. Aku bertekad akan meladeni surat itu. Aku berniat meminta temanku menemani, tapi dari tadi aku mencari mereka, satu pun tak kelihatan batang hidungnya. Akhirnya aku berjalan lunglai menuju gudang lab biologi. Badanku gemetaran. Keringat dingin mengujur deras dari pelipisku. Sampai di depan lab biologi, aku mematung. Disana sangat gelap dan sepi. Suara jangkrik berderik menambah seram suasana. Belum lagi pohon bambu disamping lab biologi yang berderit tertiup angin.
KRIEET!! Sebuah suara mengagetkanku. Aku tersentak kaget. Sebuah bayangan hitam berkelebat di jendela lab biologi. Aku melangkah mundur. Perlahan-lahan, aku membuka pintu gudang lab biologi. Aku masuk dan membiarkan pintu terbuka. Setelah aku berjalan beberapa meter, BLAAM!! Tiba-tiba pintunya tertutup sendiri. AA!! Aku berteriak kecil. Aku berusaha membuka pintu itu, tapi usahaku sia-sia. Pintu itu terkunci, dan artinya aku terkurung! Aku menghidupkan lampu, tapi tak bisa. Wajar saja, gudang itu sudah lama tak digunakan. Jadi, pantas saja lampunya putus. Aku meraba-raba didalam gelap. tiba-tiba, sebuah kemoceng menggelitik kakiku. Aku kembali menjerit. BUM! BUM! BUM! Sebuah suara kambali mengagetkanku. Buku-buku di rak terjatuh ke lantai. Nyaliku mulai ciut. Bajuku sudah basah oleh keringat. Aku menggedor-gedor pintu sambil berteriak minta tolong. Tiba-tiba, sebuah amplop melayang di kakiku. Aku merobek amplop bergambar sosok wajah yang sangat menyeramkan berwarna merah. Tintanya masih basah. itu dan merogoh surat didalamnya. Aku menyalakan blitz di hpku. Tinta merah tampak membentuk sebuah kalimat.
KELUARLAH DAN BERJALANLAH MENUJU KERIMBUNAN POHON BAMBU DI SAMPING LAB BIOLOGI. KUTUNGGU!
Aku memutar engsel pintu. Entah kenapa, pintu itu bisa terbuka. Dengan gemetar aku berjalan menuju pohon bambu.
“HOOOAARRRRRRR!!!!!!!!” sekelompok orang yang berpakaian aneh-aneh dan bertopeng megepungku. “AAAAA!!!” aku berteriak. Mereka memegang tanganku dengan sangat kuat.
“Tolong.. lepaskan aku. Aku mohon!” aku memohon pada mereka. Tiba-tiba mereka menarikku dengan cepat kedalam kebun penelitian biologi.
“HAPPY BIRTHDAY, ALIKA!!” ujar orang-orang itu sambil membuka topengnya. tiba-tiba lampu warna-warni hidup dan membentuk tulisan happy birthday. Aku memang ulang tahun hari ini. Tampak indry, vanya, kayra, dan teman-teman sekelas.
“Kalian..” aku berdiri mematung. Aku seolah tak percaya.
“happy birthday, ya!” ujar indry sambil merangkulku.
“Kalian membuatku takut..” aku cemberut.
“Maaf, tapi kamu senang, kan?” tanya vanya.
“Terima kasih, semua. Kalian semua memang teman-temanku yang paling baik!” ujarku.
Teman-teman sekelas mengangguk.
“Mungkin, ini ulang tahun pertama dan terakhirku bersama kalian…” aku berkata lirih.
“Maksud kamu apa, ka?” kayra berjalan mendekatiku.
“Bulan depan, aku akan pindah ke Melbourne. papa ditugaskan kesana selama 7 tahun.” Air mataku mulai menetes.
“Tapi, ka..” vanya memegang lenganku.
“Semua ini memang berat. Sebenarnya, aku juga tidak ingin ini terjadi. Tapi, pekerjaan papa lebih penting.” Air mataku mengucur lebih deras.
“Kalau itu memang yang terbaik, aku rela.” Indry memelukku erat.
-skip-
Hari ini hari keberangkatanku. Aku berbincang-bincang dengan ketiga sahabatku.
“Kalian jahat! Sewaktu menyelipkan surat misterius dilokerku, masa memasukkan fotoku yang sudah dicoret-coret!” ujarku.
“foto yang mana?” indry tampak bingung. Aku mengeluarkan foto dan amplop yang tercoret-coret yang kutemukan saat ulang tahunku.
“Ini.” Aku menyodorkan pada mereka. Mata mereka membelalak.
“Kami tidak melakukannya. kami hanya memberikan surat dan amplop polos! Tanpa foto!” kayra membantah.
“Kalian juga menggelitik kakiku menggunakan kemoceng di gudang!” aku cemberut.
“Tidak! Kami hanya menjatuhkan buku-buku di gudang!” kali ini vanya membantah.
“jadi, yang melakukan itu semua siapa?” aku bertanya,
“Ga tau. Mungkin hantu penunggu sekolah kita!” kayra menyelutuk. Kami bergidik ngeri.
penumpang Pesawat dengan nomor penerbangan CM529792 tujuan Melbourne, harap segera naik kepesawat udara!
Suara itu menggema diruang tunggu bandara.
“Alika, jangan lupakan kami.” Kayra memelukku.
“jaga kesehatan ya..” vanya gantian memelukku.
“Alika.. tetap kirim surat, email, atau sms pada kami, kumohon..” indry gantian memelukku.
Aku memeluk mereka bertiga.
“Alika, ayo..” ujar mama dan papa. Aku melambaikan tangan pada ketiga sahabatku.
-skip-
Tiga bulan kemudian di Melbourne…
“Miss Alika Thompson!!” suara pak pos terdengar di depan rumahku.
“thank you, mister Eddy.” Ujarku setelah menerima surat.
Aku membuka surat dari Indry itu.
Jakarta, 16 november 2013
Hai, alika! Apa kabar? Ini aku indry. Aku kangeeen banget sama kamu. Liburan ini, kamu ke jakarta dong.. please, kerumahku, ya. Tolong hibur ibuku agar tak selalu bersedih karena diriku. Aku mohon. Ini adalah permintaanku. Khusus buat kamu! Tolong kabulkan, agar aku bisa tenang di peristirahatanku. Walau kita tak sealam lagi, aku mohon jangan pernah lupakan aku. Tapi, jangan balas suratku ini.
Tertanda
Indryna Pramesti
Apa maksud surat ini, ya? Isinya aneh sekali. Aku mngacuhkan isi surat tersebut.
-skip-
Aku sedang liburan musim dingin. Aku sedang di jakarta.
“Assalamualaikum, tante!” ujarku pada mama indry, tante lina. Matanya tampak sembab.
“Tante, indry ada?” tanyaku. Tante lina tampak terkejut saat aku menanyakn itu.
“In..in.. indry sudah tiada..” ujar tante lina lirih.
“Maksud tante!?” tanyaku setengah terkejut.
“Indry sudah meninggal dunia akibat kanker paru-paru.” Air mata tante lina mulai menetes. Aku menghibur tante lina.
“Ka..ka..kap..kapan tante??!”
“Tanggal 30 Oktober.”
Aku tersentak kaget. Jadi yang mengirim surat itu pada tanggal 16 november siapa?
Bulu kudukku meremang.
“Terima kasih alika. Kamu sangat baik.” Sebuah bisikan lembut berhembus di telingaku. Aku sangat kaget. Diujung ruangan, sebuah bayangan putih samar-samar yang menyerupai indry tersenyum padaku.
Cerpen Karangan: Salsabila Azzahra
Facebook: Salsabila Az Zahra
Hai, namaku Salsabila Azzahra. biasa teman-teman menyapaku salsa. hobiku membaca, nulis cerpen atau novel, travelling, dan browsing. cita-citaku, sudah pasti jadi penulis, dokter, jadi orang sukses, dan pastinya masuk surga. aku tinggal di kota bireun, provinsi aceh. ini adalah cerpen keduaku di cerpenmu.com. baca juga cerpen pertamaku, “Karena aku tak tahu” yang masuk dalam kategori cerpen persahabatan :D. sudah dulu, ya! kalau mau ngobrol denganku lebih lanjut, add facebook ku : Salsabila Az Zahra. see you 🙂
Karangan : Salsabila Azzahra
Semoga dari cerita ini kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.