Audy, Andre dan July memalingkan pandangannya kearah kanan mereka begitu terlihat ada seberkas cahaya dan bayangan seseorang dari arah dapur. Mbok Surti berjalan pelan-pelan, tangan kanannya memapah Mbah sarinah yang berjalan tertatih-tatih sedangkan di tangan kirinya ia memegang sebuah lilin untuk menerangi jalan. Keduanya terlihat sangat menyeramkan. Audy, July dan Andre memandangi Mbok Surti dan Mbah Sarinah yang sedang melangkahkan kakinya mendekati mereka.
“Tolong… Mbok Surti Non, Ibu Sarinah sangat berat pintah Mbok Surti”. Audy menggelengkan kepalanya, tangannya masih erat menggenggam lengan July.
“Non… tolong Non, pintah Mbok Surti lagi dengan mukanya yang memelas”.
“Enggakkkk… Mbokkkk… Saa.. saya tidak mau jawab Audy dengan gugup sambil menggelengkan kepalanya lagi”.
Mbok Surti dan Mbah Sarinah semakin mendekati mereka bertiga. Audy, Andre dan July berjalan mundur beberapa langkah kebelakang.
“Tolong Non… mohon Mbok Surti”.
“Sayang tidak mau… Mbokkkkk? Teriak Audy dengan keras”.
Suasana pun menjadi hening…sesaat.
“Kamu jahat sekali…tidak mau menolong saya… tiba-tiba Mbah Sarinah berkata”.
Mereka bertiga terkejut mendengar perkataan Mbah sarinah. Audy kaget dan sangat ketakutan melihatnya. Mbah Sarinah dan Mbok Surti berjalan semakin mendekati Audy, semakin dekat wajah Mbah Sarinah berubah menjadi semakin tampak muda dan sangat cantik. Lama-kelamaan Mbah Sarinah bisa melangkahkan kakinya sendiri tampak bantuan dari Mbok Surti.
Seperti bayangan… Mbah Sarinah melangkah, tiba-tiba saja ia keluar dari tubuhnya yang sudah tua tidak berdaya, dan tubuh itu pun langsung terjatuh seketika ketika di tinggalkan oleh Roh nya. Mbah Sarinah melayang mendekati mereka bertiga. Ahhhhhhh…. July berteriak histeris ketika melihat sosok Mbah Sarinah yang menyeramkan. July berlari kearah pintu depan di ikuti oleh Audy dan Andre.
“Pintunya tidak bisa terbuka Dre ,teriak July sambil panic menarik-narik gagang pintu itu”.
“Aduh bagaimana ini teriak Audy”.
“Kita keluar dari pintu samping teriak Andre”.
Mereka lalu berlari lagi, Andre menggandeng tangan Audy di ikuti oleh July di dalam kegelapan.. Menuju pintu samping halaman.
“Terkunci juga teriak Andre cemas, sambil berusaha mendobrak pintu itu”.
Mbah Sarinah menghilang, tiba-tiba lampu kembali menyalah, mereka bertiga tampak kesilauan dengan cahaya lampu yang kali ini sangat terang menderang. Audy, July dan Andre menengok kearah belakang. Mereka melihat Mbok Surti sedang duduk di atas lantai sambil mengelus-ngelus tubuh Mbah Sarinah yang terbujur kaku di pangkuannya.
“Kalian tidak bisa kemana-mana, karena saya sudah mengunci semua pintu di rumah ini kata Mbok Surti sambil tersenyum memandang Audy”.
“Mm…mmmmbokkk.. kata Audy terbata-bata yang sangat terkejut perkataan pengasuhnya”.
Hahahahahaha…. Mbok Surti tertawa dengan keras. Kalian mau lari kemana lagi? tidak ada jalan keluar untuk kalian semua jelas Mbok Surti.
“Mbookkkkk… Mbokkk Surti.. kata Audy histeris sambil menangis, ia tidak percaya dengan sikap pengasuhnya itu saat ini”.
July dan Andre terbengong-bengong melihat sikap Mbok Surti. Tiba-tiba Mbok Surti tertunduk ia sedih meratapi wajah Mbah Sarinah yang berada di pangkuannya, air matanya jatuh bercucuran, sambil mengelus-ngelus wajah Mbah Sarinah, ia berkata…
“Aku tidak akan membiarkan kamu seperti ini, Aku pasti akan membantu kamu untuk mengembalikan apa yang kamu miliki seperti sedia kala, bisik Mbok Surti yang masih saja meratapi wajah Mbah Sarinah”.
“Mmm…mbokkkkk… kata Audy terbata-bata”.
Mbok Surti melototkan matanya kearah Audy begitu Audy memanggil untuk yang sekian kalinya. Sorot mata Mbok Surti sangat tajam, Audy pun terdiam ketakutan.
“Ini semua gara-gara kamu, Sarinah menjadi seperti ini, kamu harus bertanggung jawab dengan kejadian yang menimpahnya kata Mbok Surti sambil menangis tersedu-sedu”.
“Sadar…Mbok, ada apa dengan Mbok Surti sekarang Tanya Andre”.
“Sepertinya dia kesurupan Dre, bisik July”.
“Mbokkk… saya Audy, Mbok…? Mbok Surti tidak ingat dengan saya kata Audy”.
“Kamu adalah penyebab semua ini… kata Mbok Surti sambil menunjukan jarinya kearah Audy”.
“Salah saya apa Mbok? Tanya Audy pelan”.
“Karena kamu telah lahir kedunia ini, teriak Mbok Surti dengan lantang”.
“Apa hubungannya Audy dengan semua ini Mbok? Kata Andre bingung”.
“Karena kelahiran dia telah merusak kehidupan Kakak kandung saya jawab Mbok Surti”.
“Ja..jadi, Mbah Sarinah adalah kakak kandung Mbok Surti kata July terbata-bata”.
Rahasia yang di simpan Mbok Surti bertahun-tahun pun akhirnya terungkap. Ternyata Mbok Surti adalah adik kandung Mbah Sarinah.
“Iyaahhhhh… saya sangat sayang sekali padanya, saya akan berkorban apa saja demi dia jelas Mbok Surti sambil tersenyum lalu ia mengelus-ngelus wajah Mbah Sarinah lagi”.
“Lalu apa yang salah pada Audy? Apa hubungannya dengan kelahiran dia ke dunia ini Tanya Andre”.
“Karena kalau ia semakin dewasa, Sarinah akan semakin bertambah tua dan tidak berdaya lagi jawab Mbok Surti sedih”.
“Itu sesuatu yang wajar Mbok… itu sudah hukum alam, kita semua akan menjadi tua dan enggak ada yang salah jelas Andre”.
“Itu salahhhhh… kamu tidak mengerti. Kecantikan Sarinah tidak akan kekal bila telah lahir keturunan Raden Retno yang ketiga dan dia seorang perempuan kata Mbok Surti sedih”.
“Lalu kenapa Mbok tidak bunuh saya aja sedari saya kecil, Mbokk? Teriak Audy bingung”.
“Karena saya harus menunggu kamu sampai berusia dua puluh satu tahun dulu, saya harus menjaga dan merawat kamu dengan baik sampai waktunya tiba. Dan tengah malam nanti penantian saya berakhir? Kamu akan berulang tahun… Hahahahahahaha jelas Mbok Surti sambil tertawa terbahak-bahak”.
Audy sangat terkejut, ia sama sekali tidak percaya bila selama ini pengasuh yang sangat ia sayangi ternyata seorang yang sangat jahat yang akan mencelakakan dirinya. Audy menutup muka dengan kedua tangannya, ia pun menangis menyesali kenapa peristiwa ini harus ia alami. Hmm.. Ternyata Mbok Surti berada di pihak Mbah Sarinah, pantas saja jika makan malam tadi begitu terlihat sangat istimewa? Gue lupa kalau besok Audy berulang tahun. Ternyata ia sudah mempersiapkan ini semua, mungkin tadi adalah makan malam terakhir yang di santap oleh Audy? Duhhh.. Gue kok jadi berpikiran jelek seperti itu sih gumam July dalam hatinya.
“Saya tidak akan mati dan Mbok Surti tidak akan bisa mencelakakan saya kata Audy mantab sambil memandang Mbok Surti”.
Kali ini Mbok Surti yang terkejut mendengar perkataan Audy. Ia seperti mendapat tantangan dari anak yang selama ini di asuhnya. Andre tersenyum menatap Audy yang sekarang terlihat lebih tegar dan berani.
“Kamu berani dengan saya? Tanya Mbok Surti”.
“Apa yang perlu saya takutkan, Mbok Surti cuma seorang nenek-nenek yang sudah tua dan tidak berdaya jawab Audy yang menantang Mbok Surti”.
Hahahahahahahaha….. Mbok Surti tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Tiba-tiba terdengar lagi suara gamelan di sekeliling mereka. Mbok Surti tersenyum sambil memandang kearah tangga. Audy, Andre dan July pun mengarahkan pandangannya ketempat yang sama. Mereka melihat sosok Mbah Sarinah sedang menari dengan gemulai. Mbok Surti melangkahkan kakinya mendekati Mbah Sarinah. Sepertinya Mbok Surti sangat mengagumi kencantikan yang di miliki oleh Kakaknya itu. Mbok Surti menaiki anak tangga dan Roh Mbah Sarinah turun menghampiri Mbok Surti. Mereka berdua pun bertemu di satu titik. Roh Mbah Sarinah masuk kedalam tubuh Mbok Surti. Dalam sekejap wajah Mbok Surti menjadi sangat cantik. Lalu ia mengarahkan pandangannya kearah Audy yang berada di lantai bawah.
Kamu adalah milik saya..! Teriak Mbah Sarinah sambil berlari mendekati Audy. Andre menghadang tubuh Mbok Surti yang telah di rasuki oleh Mbah Sarinah. Mbah Surti berhasil menjoroki Andre dan Andre pun terlempar kebelakang.
“Cepat lari…dy…? teriak Andre”.
Audy berlari kencang menaiki anak tangga di ikuti oleh July. Kita mau kemana Jul? teriak Audy, lari kedalam kamar jawab July. July menutup pintu kamar dan menguncinya. Nafas mereka berdua pun terengah-engah.
“Sekarang kita harus bagaimana bisik July”.
Audy membuka laci meja riasnya, lalu ia mengiris jari telunjuknya dengan sebuah silet. Ujung jari itu pun mengeluarkan banyak darah.
“Ambilkan botol kecil itu di saku celana gue Jul, cepat? pintah Audy sambil meringis kesakitan”.
July mengambil botol kecil pemberian Mbah Karti dari saku celana Audy, lalu ia membukanya. Audy cepat-cepat meneteskan darahnya kedalam botol. Cairan yang berada di dalam botol kecil itu pun berubah warna menjadi merah keunguan.
“Loe, pegang botol ini Jul. Biar gue dan Andre yang menghalangi Mbok Surti. Loe yang meminumkan cairan ini ke mulut Mbah Sarinah? Loe ngerti kan Jul… Tanya Audy”.
July menganggukan kepalanya lalu ia memasukan botol itu kedalam sakunya. Sementara di luar sana Andre berusaha menahan tubuh Mbok Surti yang kerasukan, tapi apa daya tenaga Mbok Surti sangat kuat sekali. Lagi-lagi tubuh Andre pun terlempar kembali ketika Mbok Surti menjorokinya. Andre terjatuh terperosok sedangkan Mbok Surti berjalan cepat menaiki anak tangga menuju kamar Audy.
Mbok Surti menggedor-gedor pintu kamar Audy. Ia mendobraknya lalu masuk ke dalam. Mbok Surti menarik tangan Audy yang tengah berusaha memberontak, July berusaha untuk melepaskan tangan Mbok Surti yang sangat kuat menggenggam lengan Audy yang berteriak kesakitan. July tidak bisa menahan Audy, ia pun terjatuh. Mbok Surti menyeret Audy keluar kamar, lalu ia menutup pintu kamar dan mengganjalnya dengan kursi dari luar agar July terkunci di dalam. Lalu Mbok Surti dan Audy berjalan menuruni anak tangga mendekati tubuh Mbah Sarinah. Andre cepat-cepat menolong Audy lagi, yang nampak sudah tidak berdaya di dekat Mbok Surti.
“Lepaskan Audy… Mbok! Teriak Andre”.
“Kamu tidak usah ikut campur, ini urusan saya dengan dia jawab Mbok Surti”.
“Tapi perbuatan Mbok Surti itu salah” kata Andre.
Tubuh Mbok Surti yang telah di rasuki oleh Roh Mbah Sarinah melototkan matanya kearah Andre. Tiba-tiba Audy menggigit tangan Mbok Surti dengan Keras, Mbok Surti pun kesakitan, Audy lalu berlari kencang. Andre cepat-cepat menahan tubuh Mbok Surti untuk yang kesekian kalinya. Sementara itu July berusaha untuk keluar dari kamar yang terkunci dari luar. Waduh bagaimana ini, botol ramuan ini ada sama gue kata July panik sambil berusaha mendobrak pintu itu. Audy berlari menaiki anak tangga menuju kamar. Ia teringat jika botol itu ada pada July yang sedang terkurung di dalam kamarya. Aku harus membebaskan July pikir Audy. Tubuh Mbok Surti terlepas dari pelukan Andre yang memeluknya dengan kencang. Lalu dengan geram ia mencekik leher Andre. Andre pun tidak berdaya lalu ia jatuh kelantai dan hampir kehabisan nafas. Mbok Surti berlari mengejar Audy. Sekali lagi ia menarik lengan Audy yang hampir tiba di lantai atas.
“Lepaskan saya.. kata Audy memelas”.
“Saya tidak akan melepaskan kamu, saya ingin menjadi muda kembali teriak Mbok Surti yang suaranya hampir menyerupai suara Mbah Sarinah”.
Mbok Surti mencekik leher Audy, Audy berteriak-teriak minta tolong. Mendengar teriakan Audy dari kamar, July pun sangat panik. Ia mencoba untuk mendobrak pintu itu berkali-kali dengan tubuhnya tetapi tidak berhasil. Sedangkan Andre belum tersadar di bawah sana karena kehabisan nafas. PRAAAKKKKK… akhirnya pintu itu terbuka dan July terjatuh di depan kamar. July melihat Audy sedang berusaha melepaskan tangan Mbok Surti yang mencekiknya.
“Andre… bangun Dreeeeeee…. teriak July dari atas”.
Andre tidak terbangun… mukanya pucat membiru. Tiba-tiba Roh Mbah Sarinah keluar dari tubuh Mbok Surti lalu ia menghampiri July yang sedang menggenggam botol ramuan itu. Sedangkan Mbok Surti masih saja berusaha untuk melumpuhkan Audy. Mbah Sarinah mendekati July. July pun berteriak-teriak ketakutan di buatnya. Andreeeeeeee….. Andreeeee! Teriak July sambil menghindar dari Mbah Sarinah.. Akhirnya Andre pun tersadar ia berusaha bangkit dari lantai. Ketika melihat Andre berdiri dan berjalan tertatih-tatih menuju anak tangga. July berteriak lagi sambil melemparkan botol kecil itu dari atas kearah Andre.
“Tangkap Dreeee…., masukan ke dalam mulutnya”.
Botol kecil itu jatuh melayang, dengan cepat Andre berlari menangkap botol kecil itu. Melihat sesuatu yang mencurigakan Mbah Sarinah lalu terbang melayang mengejar Andre yang berada di bawah. Andre berlari sekuat tenaga mendekati tubuh Mbah Sarinah. Lalu cepat-cepat Ia membuka tutup botol kecil itu dan menegukkan cairan yang berada di dalam botol ke mulut Mbah Sarinah. Tiba-tiba Roh Mbah Sarinah pun berteriak kesakitan dan dalam sekejap ia pun menghilang. Audy dan Mbok Sarinah saling bertatapan. Audy meneteskan airmatanya melihat Mbok surti. Mbok Surti menyadari kalau Mbah Sarinah sudah menghilang.
“Sadar Mbok… bisik Audy”.
“Tidak… saya tidak mau kehilangan dia, saya tidak rela. Kalau begitu Mendingan kita Mati bersama saja kata Mbok Surti sambil menatap Audy”.
“Jangan…Mbok mohon Audy”.
Mbok Surti menarik tubuh Audy lalu ia menjatuhkan dirinya bersama Audy dari lantai atas ke bawah.
TIDAAAKKKKKKKK….. teriak Audy, tubuh Audy terjatuh menghujam lantai. Ia memandang Mbok Surti yang tergeletak di lantai dan berada tidak jauh dari dirinya, lama-lama pandangan Audy menjadi gelap.. ia kesakitan. Samar-samar ia pun mendengar suara Andre dan July yang memanggil-manggil namanya. Tubuhnya menjadi dingin ia pun seperti terbang melayang tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya, seperti sudah lama tertidur lelap, pagi itu perlahan-lahan Audy membuka matanya, seluruh badannya masih terasa sakit dan pegal. Ia memandang di sekeliling kamarnya, Hmm ternyata aku belum mati kata Audy dalam hatinya. Audy masih merasakan pusing di kepalanya, lalu perlahan-lahan ia bangkit dari tempat tidurnya. Sayup-sayup ia mendengar suara orang-orang sedang mengaji dari lantai bawah. Mbok Surti kata Audy dalam hati. Lalu ia segera keluar dari kamarnya berjalan menuju lantai bawah. Audy menghentikan langkahnya ketika ia menuruni anak tangga. Ia melihat Mama nya sedang menangis tersedu-sedu disamping janazah yang sudah terbujur kaku. Yaaa..Tuhan apakah itu aku, apakah aku benar-benar sudah mati Tanya Audy dalam Hatinya. Audy meneteskan air matanya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang.
“Dy… loe sudah nggak apa-apa, gue cariin kemana-mana ternyata loe ada di disini bisik July”.
Audy terkejut lalu ia menarik nafas panjang.
“Gue belum mati Jul? Tanya Audy sambil menatap July”.
“Loe ngomong apa sih, jangan-jangan otak loe sekarang rada error yaa jawab July sambil tersenyum”.
“I.. itu yang meninggal siapa Tanya Audy panic”.
“Mbah.. Loe? Katanya sih, Mbah angkat loe.. namanya Sarinah jawab July”.
“Mbah Sarinah benar-benar sudah meninggal, wahh akhirnya kata Audy sambil tersenyum”.
“Gile…!!! kenapa loe jadi seneng mendengar Mbah loe meninggal? loe kok jadi aneh yaaa… gini yaaa? Wah benar-benar error otak loe bisik July”.
“Enggak Jul, hmmmm.. maksud gue semalam kita benar-benar sudah berhasil melumpuhkan Mbah Sarinah jelas Audy yang semakin bingung dengan perkataan July”.
“Melumpuhkan siapa? Loe pikir gue jagoan apa.. kata July”.
Aduhhhh kenapa bisa seperti ini yaaa, kenapa July bisa tidak ingat sama sekali kejadian tadi malam. Sebenarnya.. sekarang ini gue apa dia sih yang sudah gila? pikir Audy sambil menatap July.
“Sebenarnya, apa yang telah terjadi dengan gue sih, Jul? Tanya Audy bingung”.
“Semalam loe tuh terpeleset dan jatuh dari lantai atas, loe enggak sadarkan diri. Terus tadi pagi Mama loe mendapat berita kalau Mbah angkat loe meninggal, dan baru saja Mama loe pulang membawa jenazah Mbah Sarinah dari yayasan panti jompo. Katanya Mbah loe meninggal mendadak disana, kemungkinan sih akibat serangan jantung? Gile Mbah Sarinah sudah tua juga yaa umurnya 94 tahun jelas July”.
“Apa… yaa Tuhan, mengapa bisa begini” kata Audy dalam hati yang masih tidak percaya dengan apa yang ia alami selama ini.
“Mbok Surti mana Tanya Audy penasaran”.
“Mbok Surti berada di rumah sakit Dy, dia kena stroek. Kasihan.. Mama loe, dia mendapat tiga musibah yang dia alami dalam sehari, anaknya jatuh dari lantai atas, Mbok Surti yang di temuin tidak sadarkan diri di dalam kamarnya dan akhirnya ia mengalami stroke dan Mbah Sarinah yang meninggal tiba-tiba akibat serangan jantung jelas July sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Terus selama ini loe kemana saja Jul, Tanya Audy yang semakin penasaran”.
“Yaaaa.. Repot jagain loe sama ngebantuin Mama loe.. lah? Emangnya gue pergi ke disco jawab July sambil cemberut”.
Audy duduk lemas di anak tangga… pandangannya mengarah ke bawah melihat orang-orang yang sibuk mengurusi jenazah Mbah Sarinah. Mengapa July tidak ingat kejadian semalam dan beberapa hari yang lalu. Ada apa ini, apakah selama ini aku bermimpi. Audy lalu melihat jarinya, ada bekas sayatan silet di ujung jari itu. Ini adalah luka yang sengaja aku buat untuk mencampurkan darahku ke ramuan itu gumam Audy dalam hatinya. Audy melihat Mama malambai-lambaikan tangannya kearah Audy sambil tersenyum.
“Ehhh.. Loe di panggil tuh sama Mama loe, kita turun yuk ajak July”.
Audy menganggukan kepalanya lalu ia berjalan dipapah oleh July menghampiri Mama nya yang sedang repot menemani tamu-tamu yang berdatangan.
“Hai.. Anak Mama sudah siuman, kamu sudah baikan sayang sapa Mama sambil memeluk dan mencium pipi Audy”.
Audy tersenyum lalu ia mengarahkan pandangannya ke jenazah yang terselimuti kain.
“Itu Mbah Sarinah Dy, kamu kaget yaa? maaf Mama selama ini tidak menceritakan dan mengenalkan kamu sama Mbah angkat mu itu, karena itu perintah dari Eyang. Eyang yang menyuruh agar kamu tidak di perkenalkan oleh nya jelas Mama”.
Audy berjalan mendekati jenazah Mbah Sarinah, lalu ia duduk di depan janazah itu. Dengan ragu-ragu Audy membuka kain yang menutupi tubuh Mbah Sarinah. Audy melihat wajah yang sama persis dengan yang dia kenal selama ini, Yahh.. Itu adalah benar-benar wajah Mbah Sarinah, bedanya muka Mbah Sarinah saat ini terlihat sangat lembut dan tersenyum, sepertinya beban yang sangat berat telah berhasil ia lalui. Audy menutup kembali kain itu. Lalu ia bangkit dan berjalan menuju dapur. tampak tidak sengaja ia menendang sesuatu yang berada dilantai, Audy menemukan sebuah botol kecil yang terhempas di dekat kaki meja. Lalu ia mengambil botol itu, hmm botol ini juga terlihat sama persis dengan botol pemberian Mbah Karti. Audy mengenggam botol itu lalu ia masukan kedalam saku celananya. Sudah ada tiga tanda yang membenarkan bahwa kejadian yang terjadi semalam itu adalah nyata dan benar-benar aku alami kata Audy dalam hatinya.
Dua hari telah berlalu, hari ini setelah pulang dari kampus Audy memberanikan dirinya untuk pergi ke rumah sakit menengok Mbok Surti. Audy terdiam di depan pintu kamar bernomor 304, tangannya ragu-ragu memegang gagang pintu tersebut.
“Masuk saja Mbak… kata seorang suster sambil membuka pintu kamar itu”.
Audy mengikuti langkah suster itu yang kebetulan juga akan masuk kedalam kamar.
“Ibu Surti, saya akan bersihkan dulu yaa badan ibu biar ibu segar kata Suster itu”.
Audy menatap Mbok Surti yang tergolek lemas tidak berdaya diatas ranjang. Nasibnya sama seperti Mbah Sarinah ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, hanya matanya yang bisa mengisyaratkan sesuatu yang ia inginkan. Audy lalu menggenggam tangan Mbok Surti sambil tersenyum, melihat nasib yang Mbok Surti seperti ini ia pun telah mengiklaskan kesalahan pengasuhnya. Audy melihat Mbok Surti meneteskan Airmatanya seakan-akan ia telah menyesali perbuatannya terhadap Audy. Tidak lama kemudian Audy keluar dari kamar itu, ia pergi meninggalkan rumah sakit. Ada satu tempat lagi yang ingin ia kunjungi dan yang membuatnya penasaran yaitu panti jompo, Audy ingin mengunjungi Mbah Karti.
“Ohhh… Ibu Karti sudah pulang di jemput sama anaknya kata Seorang pengurus panti Jompo”.
“Kapan Bu, Tanya Audy penasaran”.
“Kemarin sore, ohh.. iyah Ibu Karti sepertinya sengaja meninggalkan surat ini di atas ranjangnya. Tetapi kami tidak tau surat ini mau di tujukan untuk siapa kata Ibu-ibu itu”.
“Boleh saya lihat Tanya Audy lagi”.
“Iyahhh… hmmm di amplop surat ini tertulis nama Audy jelasnya”.
“Ohhhh itu nama saya bu kata Audy terkejut”.
Audy menerima surat itu, lalu ia berjalan menuju taman dan duduk di tempat yang sama yang pernah ia duduki. Audy membuka surat itu dan membacanya.
“Terima kasih.. Nak Audy, kamu telah membantu saya, saya sekarang sudah lega karena sudah berhasil menepati janji saya pada Raden Retno”.
Audy tersenyum, ini adalah kejadian yang nyata…, benar-benar nyata dan aku alami sendiri kata Audy dalam hati. Biarlah July tidak mengingatnya, aku akan menyimpan rahasia ini sendiri. Tapi aku sangat berterima kasih pada July dan sosok Andre jika ia benar-benar nyata dan ada di dunia ini. Audy lalu meninggalkan panti jompo. Dengan mengendarai mobilnya ia pulang kerumah, setiba di rumah ia mendapati July sedang berdua dengan seorang laki-laki yang menunggunya di depan teras rumah.
“Hai… kapan loe datang teriak Audy sambil menutup pintu mobilnya ia pergi menghampiri July”.
“Sepuluh menit yang lalu, ehhh kenalkan nih sepupu gue Dy kata July sambil melirikan matanya keseorang laki-laki yang berada di sampingnya”.
“Upppsss.. Gue boleh tebak nama loe nggak, siapa? kata Audy sambil tersenyum memandang laki-laki itu”.
“Aihhh.. Sok tau loe Dy ledek July”.
“Boleh…jawabnya laki-laki itu sambil tertawa”.
“Nama loe ANDRE.. Kan? kata Audy sambil tersenyum”.
July dan Andre saling berpandangan lalu mereka tertawa.
“Ehhhh… kok loe bisa benar jawabnya sih Dy? Wahhh loe benar-benar jadi orang yang aneh bin ajaib yaaa setelah jatuh dari lantai atas teriak July sambil tertawa”.
“Terima kasih yaa Jul… Dre, loe berdua sudah menolong gue kata Audy sambil memeluk July”.
“Dasar orang ANEEEEHHHHHH….maksud loe apa sihh? Pake berterima kasih sama gue dan Andre segala teriak July yang tidak mengerti dengan perkataan Audy”.
“Hmmmm.. Karena loe berdua adalah teman terbaik gue jawab Audy sambil tersenyum dan mengedipkan matanya kearah Andre”.
“Bukannya sudah dari dulu gue jadi sahabat terbaik loe kata July sambil mengedipkan matanya juga kearah Andre”.
“Makin terbaik maksud gue, dan untuk merayakannya sekaligus merayakan ultah gue yang ke 21 ini, gue akan mentraktir loe berdua jelas Audy sambil tersenyum”.
“Horeeeeeeee… teriak July kesenangan”.
“Ayo kita cabut, loe yang bawa mobilnya yaa Ndre, kata Audy sambil melempar kunci mobilnya kearah Andre”.
“Okeiiii…jawab Andre sambil menangkap kunci itu”.
“Gaya banget loe… Dy, bisik July”
Mereka bertiga pun akhirnya tertawa terbahak-bahak.
( T.A.M.A.T )
Karangan : Ayu Soesman
Semoga dari cerita ini kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.