Cerita hantu Aku Percaya Padamu Sampai Akhir



Tanggal 13 Juni Tahun 1990, Pukul 5 Pagi.
Kota Jombang di kejutkan oleh terjunnya murid-murid SMA dari lantai 5 di SMP xxx.

Ketika di selidiki, ke 47 korban berasal dari kelas yang sama saat SMP.
Di Tanggal 12, malam menjelang tanggal 13, Mereka menginap di SMP xxx, tempat mereka bunuh diri. Sebelum akhirnya bergandengan tangan dan terjatuh bersama dari lantai 5.

Ke 47 Murid itu di larikan ke rumah sakit, tapi tak ada yang berhasil di selamatkan.
Wali kelas mereka di kelas 3 SMP Meninggal karena sakit pada bulan Mei lalu. Apa kaitannya dengan kasus ini masih belum jelas. Saat ini polisi berusaha menyelidikinya.


=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

1 APRIL
(2 BULAN SEBELUM INSIDEN)
Upacara Kelulusan SMP xxx.
Kota JOMBANG.

=-=-=–=–=-=-=-=-=-=-=

“Eh,? Masa sih,?! Betul Pak asa,?” Seru seorang Siswa.
“Kalian lagi ngomongin apa?” Tanya Siswi yang tidak mengerti maksud dari perkataan temannya itu.

“Itu lho, Pak asa sejak bulan lalu dipindah tugaskan!”
“Serius tuh,? Kok bisa?!” Kata seorang temannya yang terkejut.

“Pasti gara-gara si Setan wali kelas kita itu! Pak Antok.” Geram seorang siswi.
“iih..! Menyebalkan sekali,! Bunuh saja orang seperti itu,!” seru yang lain.

“Oh, Ya, Bagaimana kalau kita sampaikan ke ‘MAKARUGA’ saja..?” Kata Ari, Salah satu siswa dari kelas 9-E itu.

Mendadak murid-murid itu terdiam, lalu saling menoleh dan tersenyum.

“Iya ya, Kita Minta tolong pada Taryo saja untuk memainkan ‘MAKARUGA’,! Kan Pak Antok tidak percaya,? Kalau begitu dia harus mengalaminya sendiri.!”

“Ahahahahaha…! Pak Antok… , jangan meremehkan ‘MAKARUGA’ ya…!”

=-=-=–=-=–=–=-=–=-=–=

“Kalian serius nih,?” Kata Taryo salah satu murid 9-E dengan heran.

“Taryo, jangan merasa kasihan pada Pak Antok ya..! Ini demi kami nih.. Apa kau mau tinggal diam saja,?! Kita tak bisa biarkan dia lolos begitu saja! Sudah sewajarnya dia mendapatkan hukuman..” Kata Nazdir, Ketua kelas 9-E.

“Iya, Iya, Aku mengerti..” Kata Taryo dengan nada terpaksa.
“Nih bakiaknya si Setan itu! Jangan sampai dia mengejar murid dengan bakiak ini lagi..! hahahaha…” Tawa seisi kelas itu meledak..

‘Hah.. Merepotkan saja..’ Pikir taryo dalam hati. ‘Mentang-mentang aku anak dukun, lalu aku di kira bisa mengutuk orang.. padahal tidak..’

Lalu Taryo pun melaksanakan upacara ‘MAKARUGA’
Yaitu permainan yang sedang nge-trend di kalangan anak remaja, Sebenarnya permainan itu sudah di larang keras, tapi tetap saja masih ada yang melakukannya.

‘MAKARUGA’ adalah permainan semacam ‘Kichisama’, ‘Papan Quija’, ‘Jelangkung’, ‘Voodoo’ dll.

Hanya caranya saja yang berbeda.. ‘MAKARUGA’ menggunakan tongkat pramuka yang ujungnya di ikat tali yang di pasangi sesuatu barang yang menunjukkan orang yang ingin di kutuk itu.
Bisa berupa perhiasan orang itu, rambut, sobekan dari pakaiannya dan barang apapun yang bisa menunjukkan kepribadian orang itu.

‘Saat ini teman-teman sedang stres, jadi kurasa inilah cara terbaik untuk membuat mereka tenang.’ Pikir Taryo.

“BRAAK..!”
Murid-murid itu terkejut dan langsung menoleh ke sumber suara itu.. Ternyata itu suara pintu yang di buka oleh Pak Antok. Lalu taryo panik dan cepat-cepat menyembunyikan tongkat pramuka dan barang-barang lain yang akan di gunakan untuk mengutuk.

“Kalian sedang apa,? Kan upacara kelulusan sudah selesai.. kenapa masih berkumpul di kelas,?” Tanya Pak Antok.

“Jangan-jangan kalian sedang main ‘MAKARUGA’ lagi.!” Tanya Pak Antok lagi dengan curiga.

“Bukan! Kami sedang berdo’a bersama! Kami kan sudah lulus dan berhasil masuk SMA.. Makanya kami minta Taryo untuk berdo’a, Dia kan bisa berdo’a” Jawab Nadzir dengan gugup.

“Oh, Begitu? Maaf aku mengganggu kalian, ayo lanjutkan lagi do’anya, aku akan berdo’a bersama kalian semua. Semoga do’a kita di kabulkan oleh tuhan, Amiin.”

“Ah, Ya pak. Baik, kita lanjutkan lagi.”

Murid-murid berdo’a dengan rasa cemas, Karena kenyataannya mereka bukan berdo’a untuk kelulusan mereka.. Tapi berdo’a untuk menimpakan musibah kepada Pak Antok.
Celakanya, Orang yang ingin di kutuk itu Malah ikut berdo’a bersama mereka.
Akhirnya do’a itu di teruskan…
Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=
2 MEI
(SEBULAN SETELAH ACARA DO’A BERSAMA)
Upacara Masuk SMA
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

“Taryo…!” Teriak Nadzir, Mantan Ketua kelas dan teman sekelasnya di SMP dulu.
“Hei, Mita Pacarmu sekelas denganmu ya? ” Tanya Nadzir.
“Resek kamu Nadzir…!” Kata Taryo.

Tiba-tiba Mita, Pacar Taryo yang dulu juga bersekolah dan sekelas dengan taryo di SMP yang sama datang menghampiri mereka berdua dengan wajah gugup. Lalu Mita berkata.
“Nadzir, Taryo..! Kalian belum dengar ya? Pak Antok mengalami kecelakaan.. Kakinya luka parah! Teman-teman bilang, apa karena kutukan ‘MAKARUGA’ waktu itu…”

“Ah.. Yang benar saja, itu Cuma kebetulan!” Sela Taryo.
“I.. iya, itu Cuma do’a asal-asal an, mana mungkin manjur..!” Kata Nadzir dengan mencoba tenang.

“Tapi kenyataannya…” Belum selesai Mita berbicara, Taryo langsung menyelanya. “Sudah, jangan di pikirkan! Teman-teman kan tak suka pada pak Antok? Harusnya mereka senang dong”

“Apa? Ternyata begitu ya? Aku telah salah menilaimu! Ya sudahlah! Terserah kamu saja Taryo.!” Bentak Mita kepada Taryo.. Lalu Mita meninggalkan mereka berdua dan lari.

“Ahaha, akhirnya, Kena kutuk juga kau taryo..” Ejek Nadzir.
“Berisik,!” Taryo kesal dan langsung meninggalkan Nadzir.

Taryo bergumam di dalam hati..’dia kenapa sih..’

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
15 MEI
(2 MINGGU SETELAH UPACARA MASUK SMA)
KELAS DI SMP
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

“Semua arwah ‘MAKARUGA’ yang berdiam di sini, Aku adalah Taryo putra dukun ‘MAKARUGA ‘, yang biasanya memanggil kalian.” Kata Taryo dengan suara yang lirih.

Di ruang kelas 9E terlihat ada banyak mantan murid 9E yang duduk di bangku mereka masing-masing, sama seperti dulu, ketika, Mereka masih SMP. Mereka sedang khusyuk berdo’a. Mereka ingin memperbaiki kesalahan mereka di masa lalu.

“Peristiwa itu meresahkan kami semua. Mohon semua kesalahan yang kami lakukan di anggap tidak ada. Dengan segenap kerendahan hati, kami memohon padamu, Arwah ‘MAKARUGA’…” Sambil Berdo’a, Taryo mengingat-ingat kejadian yang meresahkan mereka.

Tak lama setelah Pak Antok tertimpa musibah, Pohon di halaman sekolah SMP mereka dulu di sambar petir, awalnya mereka tidak khawatir, tapi, ketika mengetahui pohon itu di sambar petir sampai 3 kali, Mereka semua mengira petir itu adalah kutukan ‘MAKARUGA’ Persis dengan kutukan yang mereka berikan pada Pak Antok.

Sebetulnya petir itu tidak ada hubungannya dengan kecelakaan Pak Antok, Tapi mereka semua tidak bisa berhenti memikirkannya. ‘Bagaimana kalau itu memang kutukan?’
Pikir mereka semua.

Sebagai Putra dukun ‘MAKARUGA’, Aku yakin bisa menyelesaikan masalah kutukan ‘MAKARUGA’.

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

Jam 9 malam , mereka baru selesai berdo’a..
Mita dan Taryo pulang bersama-sama dengan menaiki sepeda. Di Tengah-tengah kegelapan itu, Hanya suara tanpa sosok mereka yang bisa di dengar. Seakan ingin melenyapkan kebisuan di antara mereka. Taryo mulai berbicara.
“Fuuh.. Akhirnya kutukan ‘MAKARUGA’ sudah selesai. Dengan begini kita bisa tenang deh.” Ucap Taryo dengan lega.

“Terimakasih ya Taryo, dan maaf ya, soal tempo hari…” Mita tidak meneruskan perkataanya karena dia tahu bahwa Taryo paham apa yang di maksud oleh Mita.

“Nggak apa-apa Mit, Waktu itu aku juga salah, Lagipula aku sudah lupa soal itu. .” Taryo sebenarnya juga sedikit merasa bersalah.

“Bukan! Sikapku memang kasar! Karena waktu itu aku sedang sangat jengkel..!” Tiba-tiba Mita membentak Taryo.. Taryo pun kaget dan menghentikan sepeda, lalu menoleh ke belakang. Di lihatnya di balik remang-remang cahaya lampu jalan, Mita meneteskan air matanya, Wajahnya seperti sedang kesal..

“Kakakku… Kakkakku, Dia sakit dan mengamuk.. sementara ibu malah keluar dengan pria lain! Keluargaku berantakan, Ujian masukku juga hancur-hancuran..! lalu…” Belum selesai Mita berbicara. Taryo Langsung memegang bahu Mita , seakan-akan menyuruhnya untuk diam..
“Mita… Tenanglah, Semua akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku.” Taryo berusaha menenangkan Mita dengan berkata lembut.

Mita memandang wajah Taryo, Karena gelap, Mita hanya bisa melihat separuh wajah Taryo. Lalu Mita menjawab, “Ya…”.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
11 JUNI
(1 BULAN SETELAH MENGHAPUSKAN KUTUKAN ‘MAKARUGA)
DI SMP KELAS 9E
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Semua murid mengadahkan tangannya dan duduk di bangku masing-masing, Mereka sepertinya sedang merenungi sesuatu..
Wajah mereka semua terlihat sangat tegang, Tidak terdengar satupun suara..
Sepi senyap.. Entah apa yang mereka renungi..

Lalu, Eno Mantan Wakil Ketua mereka di kelas 9E dulu mulai berbicara,
“Ternyata… Pak Antok Akhirnya meninggal..” Sambil membenarkan kacamatanya dengan jari telunjuknya.

Lalu salah seorang temannya tiba-tiba berdiri dan berkata dengan membentak, “Kutukannya belum hilang ya?!”
“Pasti karena waktu itu pak guru tak berdo’a bersama kita..!” Kata temannya yang lain.
“Kenapa baru bilang sekarang, Hah..?! Ini berarti kita telah membunuh pak guru..!” Sahut temannya lagi.

“Jangan Bilang Begitu Bodoh..!?”
“Apa Katamu..?!”
“Memang Iya kan..?!”

Tiba-tiba suasana kelas menjadi sangat ribut, Mereka saling menyalahkan satu sama lain…

Taryo mengambil nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya.
Lalu Berfikir, ‘Kenapa Jadi begini.. Harusnya semuanya lancar.. Aku sudah membuyarkan kutukan ‘MAKARUGA’, Kan’.? Tidak ada yang bisa aku lakukan lagi.. Kalau Begitu…’

Taryo berhenti berfikir sejenak, Karena Mita memegang bahu Taryo.
Mita mulai Berkata, “Taryo, Kutukannya masih ada ya,? Lalu bagaimana nasib kita?”

Murid-murid itu terhening, Tapi tak berlangsung lama..

“Kutukannya belum selesai kan? Kita juga akan berakhir seperti pak guru …”
“Hentikan.! Sudah, Jangan bikin orang panik,!”
“Lakukan sesuatu dong Taryo.?”
“Taryo?..”
BRUUAAK…
Taryo yang mulai tidak bisa menahan emosinya memukul mejanya..

Ia menarik nafas lalu berbicara, “Sudah kulakukan semua yang bisa aku lakukan, Amarah ‘MAKARUGA’, Dewa yang mendiami kelas ini.. Sejak kutukan pada pak Antok gagal, Muncul berbagai musibah yang di awali oleh petir menyambar di pohon sekolah.. Kematian pak Antok tak membuat kemarahan ‘MAKARUGA’ menyurut. Kutukan itu.. Akan terus berlanjut sampai orang terakhir…” Jelas Taryo.

“Jangan Main-main Taryo..! Ini semua kan’ gara-gara kamu..! Kenapa aku harus ikut-ikutan terlibat..?!”

“Ari! Taryo kan di minta semua orang!”
“Aku nggak minta kok.!”
“HAH.? Bukannya kamu sendiri yang pertama mengusulkan.? Dan waktu itu kamu juga ikut berdo’a kan’?”

“HENTIKAN!” Teriak Dini, mantan Siswi kelas 9E.

“Semuanya Terlibat Jadi semuanya juga harus ikut bertanggung jawab soal pak Antok..”
“…” Semuanya terdiam Mendengar kata-kata Dini.

“Aku tak ingin jadi orang terakhir…” Kata salah satu temannya.
“Eh,? Orang terakhir? Berarti orang yang harus melihat semuanya mati kan’? Mengerikan…”
“Itu sih penyiksaan batin namanya… Kalau begitu, Mati saja duluan.”

“Tidak.. Mari kita mati bersama..” Sahut Eno, Mantan Wakil ketua kelas 9E.

“Eno memang hebat.! Mentang-mentang mantan wakil ketua kelas! Kalau mau mati, Sana bunuh diri! Aku sih tak mau ikut-ikutan..!” Teriak Ari.

“Kalau begitu, Kau saja yang mati belakangan. Seperti pak Antok.!” Kata Nadzir Sambil memegang kerah baju Ari.

Ari terdiam..

“Nadzir, Ari.. Hentikan.. Pak Antok Baru di kubur, Kita sudah ribut..”
Ucap Taryo sambil menenangkan mereka berdua.

“Aku tak mau mati. Tak ada hubungannya denganku! Kalianlah yang salah! Kalau mau mati ya mati sana! Yang penting aku tak mau mati…!”
Ari lalu beranjak lari meninggalkan kelas..

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
13 JUNI
(HARI TERJADINYA INSIDEN)
RUANGAN KELAS 9E DI SMPxxx
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

“Akhirnya Cuma Ari yang tidak datang.. Mana mau dia datang kesini..” Ucap salah seorang manta siswa 9E.

“Terserah dia kalau tak mau ikut. Tak ada yang menyalahkan dia… “ Ucap Taryo.

“Teman-teman, Aku mau minta maaf karena telah melibatkan kalian semua.. Sudah sewajarnya aku mati.. Semuanya salahku… Aku telah membuat ‘MAKARUGA’ marah karena do’a yang sembarangan membuat Pak Antok meninggal..” Taryo meminta maaf pada teman-teman sekelasnya.

“Sudahlah, Ini kan bukan salahmu saja, Kita semua ikut bertanggung jawab.. Tadinya kau kan tak mau, Tapi kami memaksa.. Yang diam saja juga ikut bersalah… Makanya, Kita tak boleh saling menyalahkan. Karena ini adalah salah kita semua…” Dini menghibur Taryo agar Taryo tidak menganggap dirinya saja yang bersalah..

“Terimakasih ya Dini..” taryo mengucapkan terimakasih kepada Dini.

Dini mengangguk kepada Taryo, Ia tersipu malu.. Sebenarya, diam-diam Dini menaruh rasa kepada Taryo.. tapi sudah tidak mungkin lagi untuk menyatakan perasaannya kepada Taryo, Karena Taryo sudah jadi milik Mita.

“Aku tak keberatan kalau harus mati.. Kutemani deh Taryo,” Kata Nadzir.

“Nadzir…?” Taryo melihat Nadzir dengan heran.
“Aku sudah keluar dari klub basket setelah menonjok kakak kelas.. Aku sudah tak peduli lagi..” Kata Nadzir sambil menepuk bahu Taryo.

“Aku… Tak punya teman sejak masuk SMA…” Sahut Aya, cewek berkepang dan berkacamata yang juga mantan murid kelas 9E.
“Kenapa,?” Tanya Dini.

“Teman-teman bilang aku pemurung.. Tapi aku bisa apa lagi, Memangnya aku bisa ceria dengan kejadian seperti ini… Aku tak bisa konsentrasi belajar.. Karena tersiksa oleh pikiranku sendiri…?” Jawab Aya.

“Kalau aku masih bisa belajar…” Tiba-tiba Eno menyahuti.

“Eno kan dulu Mantan wakil kelas.. juga pintar..” Kata Aya .

“Mati atau hidup.. Aku tak pernah memikirkan soal itu.. Pergi sekolah.. ikut kegiatan klub.. les.. Pulang ke rumah menjadi kakak yang baik.. Aku sudah berusaha sebaik mungkin.. Tapi begitu sadar ‘dia’ ada di sampingku…” Jelas Eno.

“Siapa yang kau maksud dengan dia?” Tanya seorang temannya.

“Diriku yang seorang lagi.. Dia berbisik padaku.. Katanya, ‘Kau tak bisa lepas dari masalah ini.. Kau juga harus mati..’ ”
Setelah mendengar perkataan Eno..
Semuanya langsung terdiam…

Siapapun pasti puya kegelisahan semacam ini.
Rasa Takut yang kian berkembang mencengkram hati..
Menyeret orang dalam kegelapan…
Selamanya…

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

“Lho? Mana Taryo?” Tanya salah satu temannya.

“Dia menyelinap bodoh.. Bersama Mita..” Jawab Nadzir.
Lalu Dini berkata sambil menatap jendela, “Asyiknya kalau bisa mati bersama orang yang kita cintai..”
Nadzir memandangi Dini, Nadzir pun diam-diam menaruh perhatian kepada Dini sejak SMP..
“Dini..?” Nadzir memanggil Dini yang ada di dekat jendela, Sedangkan Nadzir duduk di bangku sebelah jendela..

“Ya?” Jawab Dini..

“Aku suka padamu.. Sudah lama sekali..”
Dini terkejut mendengar pernyataan cinta dari Nadzir.. Lalu ia menjawab..
“Terimakasih”

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

Di balik jendela di lantai 4 Sekolah mereka.. Terlihat Taryo dan Mita sedang berdiri dan termenung.. Mereka menyandarkan punggung mereka ke jendela.. Taryo bertanya, “Kenapa jadi begini ya..”

Mita diam, Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Taryo.

“Sebetulnya aku… aku sangat… Takut.. aku takut sekali.. Aku memang menyedihkan..! Kau pasti kecewa padaku Mit.. Ari benar, Akulah Yang salah…” Kata Taryo sambil menangis..

Mita tidak tega melihat orang yang di cintainya menangis, Lalu Mita pun memeluknya, Dan berkata.. “Tidak apa-apa Taryo.. Aku tak butuh apa-apa.. Asalkan bersama kamu, Aku tak butuh apa-apa lagi..! Aku tak peduli pada Ayah, Ibu, Maupun Kakakku..”

Tetesan air mata Taryo makin deras, Begitu juga dengan Mita.. “Maaf aku tak bisa menolongmu Mita..”

“Asalkan kamu bersamaku selamanya.. Itu sudah sangat menolongku..” Kata Mita.

Di bawah sinar rembulan..
2 kekasih yang sedang jatuh cinta saling berpelukan dan menangis..
Sumpah dan janji mereka hilang di telan kegelapan malam…

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

Di lantai lima, ke 46 Murid 9E itu berdiri di atas atap lantai 5. Mereka semua saling bergandengan tangan..
Semuanya berkata, “Wahai dewa ‘MAKARUGA’ Yang murka. Kabulkanlah permohonan kami, Padamkanlah api amarahmu…”
Wajah mereka semua seolah-olah mengatakan..
‘SELAMAT TINGGAL..’

Mereka semua terjun…
Meninggalkan kehidupan mereka yang menyedihkan…
Dan meninggalkan banyak kenangan di masa lalu..

“BRAK!BRUUK! BRAK!” satu persatu dari mereka perlahan-lahan tubuhnya mengeluarkan banyak darah.. Lapangan Olahraga itu sekarang menjadi lautan darah…

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Ari mengintip dari balik Tangga, Badannya menggigil ketakutan.. Ia berbicara sendiri..
“Kalian serius ya..? Gila… Sakit jiwa.. Kalian betul-betul sakit” Katanya sambil berjalan ketakutan menuju lantai 5.. Lalu ia melihat ke bawah.. Di lihatnya teman-temannya yang sudah sekarat..

“AAKKH..!?” Ari menjerit, Ia kaget melihat pemandangan itu.. Sesuai perkataan temannya, Akhirnya ialah yang terakhir melihat semua teman-temannya mati..

“Wuah.. Apa-apaan Ini.? Hah.. hah..” Nafasnya tidak beraturan.. Ia sangat terkejut sekali.. Air matanya keluar.. Ia menutup mulutnya..

Selama 2 menit ia terdiam di situ..
Tanpa di sadari, Ia terpleset Lalu terjatuh..
“Aah..” Desis Ari.

“BRUUK…!”

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
3 APRIL
(2 HARI SETELAH UPACARA KELULUSAN SMP)
RUANG GURU
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

Setelah upacara kelulusan SMP, Guru-guru beristirahat di Ruang kantor Guru.
Di situ ada Pak Antok, Pak Asa dan Guru-guru lainnya.
Mereka saling berbincang-bincang,

“Di sana hawanya segar, Nyaman bagi tubuh.. Pak Asa pasti sering sakit karena ulah-ulah murid..” Kata seorang guru.

“Ah, Tidak. Kebetulan saja mereka sudah lulus, Jadi tidak perlu bilang apa-apa lagi..” Jawab pak Asa.

“Sepertinya murid-muridku di kelas 9E yang mengagumimu mengira aku lah yang memindahkanmu pak Asa..” Sahut Pak Antok.

“Maaf ya pak Antok,?” kata pak Asa sambil mengatupkan kedua tangannya.

“Tidak apa-apa, Itulah susahnya jadi guru BP sekaligus wali kelas.. Tugas yang sangat berat..” Keluh Pak Antok sambil menyeruput secangkir kopi.

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
2 JULI
(SETAHUN SEBELUM INSIDEN)
SEPULANG SEKOLAH. DI SMP
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

“MAKARUGA’ , ‘MAKARUGA’.. kalau ‘YA’ terus saja, Kalau ‘TIDAK’ lanjutkan..” Terlihat ada dua anak perempuan yang sedang main ramalan cinta menggunakan ‘MAKARUGA’..

Taryo dan Mita Yang masih kelas 2 SMP melihat kedua anak perempuan itu..

“Anak cewek suka main ramalan cinta ya..?” Tanya Taryo kepada Mita.

“Oh, Maksudmu ‘MAKARUGA’,? Memang seru kok, Aku juga biasanya ikutan main.” Jawab Mita.

“Itu kan gerakan tubuh tanpa sadar, Memang sih asyik, tapi kalau sampai terjadi apa-apa kan bahaya..” Taryo menasehati Mita.

“Oh, Ya,? Kalau begitu aku pulang duluan, Daagh..” Mita melambaikan tangannya kepada Taryo.

“Mita,?” Taryo memanggil Mita dengan suara pelan, Mita nyaris tidak mendengarnya.

“Apa,?” Jawab Mita.

“Tidak Jadi..” Taryo tersipu malu..

“Dasar aneh,” Ejek Mita. Lalu Mita meneruskan langkah kakinya.. Baru dua langkah, Ia di panggil lagi oleh Taryo..

“Mita…!”

“Ada apa sih,?” Jawab Mita setengah kesal..

“Aku.. Sudah lama.. Suka padamu..” Kata Taryo sambil Menatap mata Mita.

Sejenak kebisuan hadir di antara mereka, Lalu Mita menjawab sambil tersipu malu..

“…Aku, Sangat senang bisa mendengar penyataan cinta dari orang yang ku sukai…”

#END#


Karangan : 

Semoga dari cerita ini kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Best Dating Sites
Platform Pengiriman Pesan Instan
Platform Sosial Media

Top Profiles
Siska Media di TikTok
10.0/10
Siska Media di TikTok
Channel Siska Media di Youtube
10.0/10
Channel Siska Media di Youtube