Kisah Abu Nawas hadir kembali.
Ada-ada saja siasat abu nawas ini untuk lolos dari segala tipu daya lawan serta ujian raja.
Sang raja meminta untuk menghadirkan ibu Abu Nawas di hadapannya meski raja tahu bahwa kalau ibunya abu nawas ini telah meninggal.
Kisahnya.
Pada suatu pagi yang cerah, Abu Nawas datang ke istana karena dipanggil untuk menemani sang raja yang sudah lama kangen akan cerita lucu abu nawas. Mereka berbincang-bincang dengan riang gembira.
Setelah sekian lama berbincang, raja tiba-tiba saja ingin menguji kepandaian abu nawas.
“Wahai Abu Nawas, besok bawalah ibumu ke istanaku, nanti engkau akan aku beri hadiah seratus dinar,” kata raja harun Ar-Rasyid.
Abu Nawas kaget sekali mendengar titah rajanya.
Bagaimana tidak, raja sudah tahu kalau ibunya telah lama meninggal dunia, bahkan raja ikut melayat ke rumah abu nawas.
Namun, karena iming-iming hadiah yang sangat menggiurkan itu, abu nawas bukannya mengelak malah dia menyetujui permintaan raja tersebut.
Sesampainya di rumah, abu nawas sangat sibuk sekali untuk mencari seorang wanita tua yang kemudian nantinya akan dijadikan ibunya dan dibawa ke istana. Setelah lama mencari, akhirnya orang yang diinginkan akhirnya ketemu juga.
Dengan panjang lebar abu nawas menjelaskan maksudnya kepada perempuan itu.
Ia pun berjanji akan membagi hadiah yang akan diterimanya dengan adil, separuh-separuh. Tanpa pertimabangan lagi, perempuan itu menyetujui permohonan abu nawas.
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali abu nawas sudah sampai di istana sambil menggendong seorang perempuan tua.
“Wahai Abu Nawas, diakah ibumu?” tanya sang raja.
“benar Tuanku, inilah ibuku. beliau sudah tua dan kakinya lemah sehingga hamba harus menggendongnya ke istana,” tutur abu nawas.
“Benarkah engkau ibunya Abu Nawas? Awas ya kalau bohong, maka akan aku hukum dirimu,” tanya raja kepada perempuan tua itu.
Mendapat Hadiah.
Begitu mendengar ucapan rajanya, perempuan itu ketakutan sekali, sehingga ia membuat pengakuan yang sebenarnya, bahwa semua itu adalah sandiwara abu nawas untuk mendapatkan hadiah dari raja.
Raja Harun tertawa cekikian dan akan menghukum abu nawa 100 kali pukulan sebagai hukumannya.
“Karena engkau berjanji kepadaku akan membawa ibumu ke sini, aku pun berjanji akan memberimu hadiah seratus dinar, akan tetapi engkau tidak bisa memenuhi janjimu. Dari itu, engkau harus dihukum dengan100 kali pukulan,” kata raja.
Dalamkondisi terdesak itu, abu nawas dengan susah payah memeras otak agar terhindar dari hukuman. Sejenak kemudian, ia sudah menemukan cara ampuh untuk lepas dari hukuman itu.
“Wahai Tuanku, hamba berjanji dengan perempuan tua itu akan membagi hadiah yang akan paduka berikan dengan sama rata. Karena sekarang hamba dihukum 100 kali pukulan, biarlah yang 50 pukulan saya terima, sedangkan yang 50 pukulan lagi tolong diberikan kepada perempuan tua itu,” kilah abu nawas.
Dalam hati raja berguman,
“Jangankan dipukul 50 kali, dipukul satu kali saja perempuan tua ini tidak akan mampu berdiri.”
Akhirnya raja mengambil keputusan bahwa uang yang 50 dinar diberikan kepada perempuan tua itu. Dalam keadaan tersebut, abu nawas menyela rajanya.
“Ampun beribu ampun Paduka, jika ibuku telah mendapat hadiah dari Paduka, tidak adil kiranya kalau anaknya ini dilupakan begitu saja,” protes Abu Nawas.
“Hmmm…baiklah, terimalah pula bagianmu ini,” kata raja sambil memberikan uang 50 dinar kepada Abu Nawas.