Halo, Super Parents!
Pernahkah kalian melihat mata anak-anak berbinar-binar saat menemukan sesuatu yang baru? Atau mendengar celoteh penuh semangat mereka saat bercerita tentang pengalaman seru di sekolah? Nah, itulah momen-momen emas yang bisa kita manfaatkan untuk mengenalkan sains pada si kecil!
Tunggu dulu, jangan buru-buru membayangkan anak TK dengan jas lab dan kacamata tebal ya. Sains untuk anak usia dini itu justru penuh warna, tawa, dan kegembiraan! Bayangkan saja ketika kita bersama anak-anak bermain balon sabun sambil belajar bagaimana cara membuatnya, atau membuat es krim sambil memahami perubahan wujud. Seru kan?
Di artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai metode pembelajaran sains yang asyik dan mudah diterapkan untuk anak usia dini. Dari bercerita sampai bereksperimen, semua dikemas dalam aktivitas yang membuat anak-anak betah belajar. Yang lebih seru lagi, kita akan membongkar rahasia di balik setiap kegiatan, supaya Super Parents bisa menjadi ‘ilmuwan cilik’ bersama si kecil di rumah. Yuk simak bersama, 8 metode yang bisa kita aplikasikan bersama Ananda.
Metode Pembelajaran untuk Sains Anak
1. Metode Bercerita
Metode ini menggunakan cerita untuk menyampaikan konsep sains kepada anak-anak. Cara menerapkannya yaitu dengan konsep bercerita, bisa juga menggunakan bantuan buku atau melalui pengetahuan lisan para guru atau Super Parents.
Misalnya Super parents atau guru bisa menceritakan proses air hujan yang turun membasahi bumi. Kisah ini bisa dikemas dalam tema “Petualangan Tetesan Air”. Super Parents bisa memulai bercerita tentang siklus air. Cerita ini mengikuti perjalanan setetes air dari awan, turun sebagai hujan, mengalir di sungai, dan akhirnya menguap kembali ke langit. Berkumpul Kembali menjadi awan dan jatuh lagi Kembali ke bumi berupa air hujan. Dan seterusnya.
2. Karya Wisata
Metode ini melibatkan kunjungan ke lokasi tertentu untuk pengalaman langsung. Menurut Moeslichatoen metode karya wisata merupakan salah satu metode yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia secara langsung dan nyata.
Aktivitasnya banyak ragam, salah satu aktivitas yang bisa dipilih adalah kunjungan ke kebun binatang untuk mempelajari berbagai jenis hewan, habitatnya, dan cara mereka beradaptasi dengan lingkungan.
3. Sosio Drama
Metode sosiodrama disebut juga role playing. Metode pembelajaan ini dilakukan melalui konsep memerankantokoh atau sebuah benda dengan bertujuan agar anak-anak mampu berekspresi, berimajinasi dan mengembangkan daya kreativitas melaui figure tokoh yag diperankannya.
Dalam pembelajaran sains anak-anak bisa memerankan skenario tertentu untuk memahami konsep sains. Skenario yang bisa disusun misalnya anak-anak memerankan proses fotosintesis. Beberapa anak berperan sebagai tanaman, sementara yang lain menjadi matahari, air, dan karbon dioksida juga oksigen dan glukosa.
4. Pemberian Tugas
Masih menurut Moeslichatoen, bahwa dalam metode pemberian tugas anak-anak diberikan tugas yang disesuaikan dengan kemampuannya dan harus dikerjakan dengan baik bertujuan memberikan pengalaman yang nyata kepada anak bisa dilakukan secara individua tau kelompok.
Anak-anak diberi tugas spesifik terkait konsep sains. Misalnya merancang kegiatan bersama Ananda dengan meminta mereka mengumpulkan daun-daun yang jenis berbeda-beda. Kemudian mengelompokkannya berdasarkan bentuk atau warna. Setelah itu anak-anak bisa mempresentasikannya di depan teman-teman dan juga gurunya.
5. Bercakap-cakap
Menurut Hildebrand metode bercakap-cakap memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dan perasaannya secara verbal melalui proses pembelajaran, hal ini bisa mengembangkan kemampuan Bahasa reseptif dan ekspresif Ananda.
Metode ini melibatkan diskusi interaktif tentang topik sains. Menerapkannya bisa dengan cara Super Parents membuka diskusi tentang cuaca. Lakukan diskusi interaktif dengan meminta anak-anak berbagi pengalaman mereka, menceritakan apa kesan mereka dan dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan terbuka seperti “Apa yang terjadi saat hujan?”
6. Metode Eksperimen
Kegiatan eksperimen dilakukan bersama anak dengan bermacam tema, misalnya memilih tema untuk mengetahui penyebab benda bisa tenggelam dan terapung. Langkah percobaan yang dilakukan yaitu dengan meminta ananda memasukkan berbagai benda ke dalam air untuk melihat apakah benda tersebut tenggelam atau mengapung.
Sambil melakukan percobaan, ajak Ananda berdiskusi kenapa keadaan itu bisa terjadi. Sedikit bocoran, nih tentang teori tenggelam dan terapung untuk diceritakan pada Ananda. Beritahu Ananda bahwa ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam air, ada dua gaya utama yang bekerja yaitu gaya gravitasi yang menarik benda ke bawah, dan gaya apung (buoyancy) yang mendorong benda ke atas.
Benda yang lebih padat dari air artinya memiliki massa jenis yang lebih besar, hal ini menunjukkan gaya gravitasi lebih besar dari gaya apung, sehingga benda tenggelam. Sebaliknya Jika benda kurang padat dari air dalam artian massa jenis lebih kecil, maka gaya apung lebih besar dari gaya gravitasi, oelh karena itu benda bisa mengapung.
Contohnya batu kecil (padat) akan tenggelam karena massa jenisnya lebih besar dari air sedangkan potongan gabus (kurang padat) akan mengapung karena massa jenisnya lebih kecil dari air.
7. Metode Demonstrasi
Melalui metode demonstrasi guru bisa menunjukkan proses sains kepada anak. Metode demonstrasi menurut Djamaroh adalah cara penyajian pembelajaran dengan memeragakan atau menunjukkan sesuatu kepada anak.
Banyak sekali aktivitas sains yang bisa menggunakan metode demonstrasi, salah satunya kita bisa melakukan percobaan bersama Ananda tentang perubahan wujud air. Pendidik atau Super Parents bisa mendemonstrasikan perubahan wujud air dari es (padat) menjadi air (cair) dan uap (gas). Perubahan wujud terjadi karena perubahan energi panas (kalor) yang dimiliki molekul-molekul air:
Contoh praktis yang bisa didemontrasikan adalah es batu yang dibiarkan di suhu ruang akan mencair dan air yang direbus akan menguap dalam bentuk asap yang keluar dari panci.
8. Metode Proyek: Menanam dan Merawat Tanaman
Moeslichatoen menjelaskan bahwa metode proyek adalah metode pembelajaran yang dapat melatih konsep tanggung jawab pada anak, selain itu meetode pembelajaran ini juga bisa melatih daya konsentrasi serta mengembangkan kreativitas anak.
Super parents dan pendidik bisa membuat proyek bersama anak tentang merawat tanaman misalnya. Kegiatan proyek dilakukan dari mulai menanam biji, merawatnya, dan mengamati pertumbuhannya selama beberapa minggu.
Melalui proyek bersama ini anak-anak jadi memahami bahwa proses pertumbuhan tanaman melibatkan beberapa proses biologis yang diantaranya yaitu:
Perkecambahan: Biji menyerap air, mengaktifkan enzim-enzim yang memecah cadangan makanan dalam biji. Embrio dalam biji mulai tumbuh, mendorong akar dan tunas keluar.
Fotosintesis: Setelah daun tumbuh, tanaman mulai melakukan fotosintesis, mengubah energi cahaya menjadi energi kimia (glukosa) dengan bantuan klorofil, air, dan karbon dioksida.
Pertumbuhan: Tanaman menggunakan energi dari fotosintesis untuk membentuk sel-sel baru, memperpanjang batang dan akar, serta mengembangkan daun baru.
Metode proyek biasanya memerlukan waktu yang agak Panjang. Dari proyek menyemai biji kacang hijau didapatkan beberapa kesimpulan bahwa biji kacang yang ditanam akan berkecambah dalam beberapa hari jika diberi air cukup. Tanaman yang diletakkan di tempat gelap akan tumbuh pucat dan lemah karena kurang fotosintesis.
Poin Penting dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di PAUD
Ada beberapa poin penting yang harus diterapkan oleh Super Parents yaitu jadikan pembelajaran sains itu fleksibel bisa dilakukan di mana saja, kitab isa menyulap dapur menjadi laboratorium sains untuk melakukan berbagai aktivitas bersama Ananda. Begitu pula dengan halaman rumah yang bis akita sulap menjadi kelas.
Jangan pernah takut dengan pertanyaan “kenapa?” dari si kecil. Justru, itu tanda mereka sedang mengembangkan pemikiran kritis. Kalau bingung menjawab, jadikan itu kesempatan untuk mencari tahu bersama.
Kegagalan dalam eksperimen? Itu bonus pelajaran! Ajari anak bahwa ilmuwan sejati juga sering gagal, tapi selalu belajar dari kegagalan itu. Yang penting, Super Parent harus tetap menjaga proses berkegiatan belajar bersama Ananda menyenangkan dan penuh keceriaan. Hal ini akan menggugah semangat anak.
Super Parents tidak perlu jadi Einstein untuk mengajarkan sains pada anak. Yang perlu dikembangkan adalah kesabaran yang super ekstra, kreativitas, dan juga keinginan belajar bersama.
Summary
Jadi, jangan ditunda lagi? Yuk, kita berpetualang sains bersama buah hati tercinbta! Biarkan tangan mereka kotor dengan tanah saat membuat proyek menanam pohon, atau membuat dapur berantakan ketika melakukan bereksperimen. Karena dampak dari semua itu, ada pembelajaran yang sangat berharga.
Selamat bereksperimen dan belajar bersama! Ingat, dalam dunia sains anak usia dini, proses itu sama pentingnya dengan hasil. So, nikmati setiap momen penuh kejutan dan keajaiban bersama mereka. Happy learning by doing Super Parents and Kids.