“HAHH?!!” responku gelagapan dan bingung harus menanggapi seperti apa.
Meski pembicaraan perjalanan ke bulukumba sudah pernah kami diskusikan, tetap saja informasi ini begitu mendadak.
Baju-baju belum dilipat, perlengkapan kesana belum di list dan rumah masih sangat berantakan. Intinya saya belum menyiapkan apa-apa.
Sejak beberapa hari yang lalu, suami memang mengungkapkan keinginannya untuk safar bersama istri. Apalagi tempat yang akan beliau kunjungi adalah daerah baru yang belum pernah saya datangi.
Tapiii, bagaimana menyiapkan segalanya dalam waktu singkat? Apalagi ada 2 bocil yang selalu butuh perhatian.
Hihi, perjalanan ke bulukumba sudah pernah saya share ya. Sobat yusri bisa membaca lebih lengkap disana.
Sebenarnya terharu ketika suami berkeinginan mengajak istri ketika safar. Artinya ada sunnah Rasulullah yang ingin beliau hidupkan.
Bersafar Artinya
Bersafar sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya melakukan perjalanan atau bepergian. Bahasa gaulnya yaitu travelling.
Tujuannya tentu saja harus jelas dan dilakukan dengan niat tertentu atau dalam rangka beribadah. Misalnya untuk menuntut ilmu, berdagang atau kegiatan lain sesuai syariat.
Perempuan dan Safar
Banyak sekali pro kontra mengenai perempuan yang bersafar sendirian. Ada ulama yang sama sekali tidak membolehkan. Tapi ada yang membolehkan selama memiliki niat yang baik.
Alasan sama sekali tidak membolehkan karena tentu saja ada mudharat ketika perempuan safar tanpa mahram.
Ada kasus pelecehan seksual pada traveler perempuan di India. Lalu di negara lainnya juga sehingga perempuan bersafar sendirian sangat mengkhawatirkan. Tapi, ini mah tergantung lagi pada niat dan tujuan masing-masing ya. Silakan mengikuti sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Berbeda halnya jika perempuan tersebut berangkat bersama mahram, misalnya suami. Tentu saja posisi perempuan lebih terlindungi. Apalagi di beberapa daerah, posisi perempuan masih dianggap lemah sehingga sering sekali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
Tapi, biasanya banyak suami-suami yang merasa ribet ketika mengajak istri safar. Apalagi jika ditambah membawa anak-anak.
Perjalanan menjadi tidak santailah. Jadinya hanya memindahkan tempat pengasuhanlah. Pokoknya jadi riweuh kuadrat.
Padahal Rasulullah mencontohkan ketika safar beliau mengajak serta istri tercinta. Bahkan dalam keadaan perang pun, ummahatul mukminin tak ketinggalan.
5 Alasan Mengajak Istri Ketika Safar
1. Memperkuat Kasih Sayang
Dulu ketika kami masih pengantin baru dan baru berdua saja, safar menjadi ajang saling mengenal lebih jauh dan juga memperkuat kasih sayang. Maklum ya, pernikahan lewat taaruf membuat kami tidak terlalu saling mengenal lebih dalam.
Perjalanan bersama pasangan memang membuka kesempatan untuk menghabiskan waktu yang berkualitas. Apalagi nih sudah ada buntut (anak) yang tentu saja kesempatan berduaan jadi berkurang.
Padahal taaruf itu harusnya sepanjang pernikahan. Baik istri maupun suami akan bertemu orang-orang atau lingkungan baru selama pernikahan dan biasanya pertemuan-pertemuan itu melahirkan karakter yang baru.
Tiap pasangan memang harus jeli dalam mengenal perubahan apa yang ada pada suami atau istri. Dan safar bisa menjadi solusinya.
2. Memperoleh Pahala dan Keberkahan
Salah satu manfaat pernikahan adalah apa saja yang suami istri lakukan maka akan menjadi pahala. Bahkan sekecil membercandai pasangan. Dan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan ridho Allah tentu saja untuk mencari keberkahan.
Termasuk dalam mengajak istri ketika safar. Berbagai aktivitas selama perjalanan, seperti menjaga keharmonisan, saling mendukung, dan menunjukkan sikap sabar, bisa mendatangkan keberkahan dalam pernikahan.
Apalagi Allah memang meminta kita untuk menjelajahi bumi, selama dengan niat yang benar maka momen perjalanan akan mendatangkan pahala.
Hihi, safar bersama istri asyik kan?
3. Membuka Komunikasi Lebih Intensif
Selama safar, tentu saja komunikasi antar suami istri akan semakin intensif. Apalagi jika pergi berduaan saja. Suami istri akan berdiskusi tentang transportasi, jalan kemana, ongkos hingga memilih tempat makan.
Safar akan membuat komunikasi menjadi lebih cair. Momen ini bisa digunakan untuk saling memahami cara berpikir masing-masing, menyelesaikan masalah, serta menyusun harapan dan impian bersama.
4. Menghindari Rasa Jenuh Dalam Pernikahan
Dalam pernikahan biasanya ada rasa dan letupan yang meredup seiring waktu. Dan hal ini wajar. Salah
satu hal yang perlu suami istri lakukan adalah merencanakan safar berduaan.
Melakukan perjalanan ke tempat baru bisa membantu menyegarkan suasana hubungan pernikahan. Hal ini dapat mengurangi kejenuhan yang mungkin timbul dari rutinitas sehari-hari. Dengan begitu, hubungan menjadi lebih harmonis dan penuh semangat.
5. Meneladani Rasulullah SAW
Tak ada teladan terbaik selain Rasulullah SAW. Beliau mencotohkan bagaimana mengajak istri ketika safar dalam keadaan aman hingga kondisi genting.
Ya, Rasulullah mengajak istri-istrinya ketika berhaji dan berperang. Tentu saja ini semua bukan dalam rangka ingin berduaan atau honeymoon namun ingin menyemai hikmah dengan mendatangi tempat-tempat penuh berkah.
Selain itu, beliau juga mencontohkan bagaimana agar menjaga istri tetap nyaman dan aman selama perjalanan. Serta memberikan perhatian penuh kepada istrinya. Masyaalah.