saya sedang bersama teman2 saya menikmati celebrasi setelah ujian semester yang melelahkan, ini adalah semester ketigaku di melbourne,
sudah sekitar satu setengah tahun lebih sedikit saya meninggalkan kampung halamanku, kira2 teman2ku disana pada ngapain ya?, pikirku dalam hati
kami berada di sebuah kedai kebab di chapel street di kota prahran, ini hanya sebuah cafe kecil tapi dengan tata ruang yang sangat bagus, membuat kami betah berlama2 disini.
saya banyak bengong disana, ada sesuatu yang sedang saya pikirkan, yaitu tiket kepulanganku saya sudah mendapatkan tiket penerbangan yang murang untuk pulang bersama dewi.
“are you al righ mark??” suara Eugene salah seorang temanku membuat lamunanku buyar,
saya :”ohh, yes im al right, im just thinking something”
eugene :”it’s about ur homesick?”
Saya :”haha, you can read my brain?
.
.
musim panas, saya sudah berada dibandara melbourne bersama dewi untuk bersiap pulang keindonesia, dengan tas ransel super besar dan sebuah koper yang penuh dengann oleh2 kami pun
akhirnya berangkat..
dewi bukanlah tipe cewek yang banyak omong dia pendiam sama sepertiku, kami sama2 diam saat tidak ada suatu hal yang patut dibicarakan,
tampak dewi sudah menyumpal telinganya dengan headset yang tersambung ipod yang dipegangnya, dia memejamkan mata sambil menyanyikan lagunya pelan..
tidak banyak yang bisa saya lakukan saya hanya bisa menerawang dan berangan-angan kira2 bagaimana reaksi risa melihatku kembali tanpa bilang dulu padanya,
ya risa tidak tau sama sekali tentang kepulanganku, saya memang sengaja tidak memberitahunya agar menjadi kejutan tersendiri.
saya merogoh saku di jaket tebal saya, sebuah hadiah untuk risa sudah jauh2 hariku siapkan, sebuah harmonika kecil yang saya bungkus dengan kotak beludru,
“semoga dia suka” gumamku pelan sambil membuka kotak itu, risa memang selain memiliki bakat dalam olahraga dia juga berbakat dalam hal musik, pasca dia kecelakaan kesibukanya adalah bermusik,
hampir semua alat musik dia bisa mainkan..
“cieee, kado buat cewekmu ya zal??” suara dewi mengaggetkanku.
saya :”ehh iya wi, dia lagi seneng musik, kayaknya dia belum punya harmonika makanya aku kasi dia kado ini”
dewi :”senengnya punya punya pacar ya zal”
saya :”apasih wi, kayak gak pernah pacaran aja kamu”
dewi :”emang belum pernah wekkk 😛 “
saya :”haa?? setua kamu belum pernah punya pacar?? kesian” saya sedikit menyindirnya
dewi :”yeeee… biarin, emang sengaja juga gak mau punya pacar, lagian siapa juga yang mau sama aku zal??”
saya :”banyak wi, cuma cowok bodoh aja yang gak mau, pinter, egak2 lebih tepatnya jenius, dan kamu cantik” jawabku sambil menyenderkan pundaku di seat pesawat,
dewi :”menurutmu aku cantik?” dewi bertanya sambil mengubah posisi duduknya agar berhadapan denganku,
saya :”enggak juga sihhh 😁 “
dewi :”tuuuhh kan”
saya :”karena menurutku kamu sangat cantik”
dewi hanya diam dengan pipi yang mulai memerah, saya hanya tersenyum sambil menjitak pelan kepalanya…
..
entah sudah berapa lama kami di pesawat yang sedang mengudara ini, saya hanya sibuk membolak-balik novel yang kubawa sambil berangan2 lagi,
sekitar 3 minggu saya akan berada di jogja, dan dewi akan ikut selama 1 minggu untuk liburan di jogja,sebelum dia kembali ke jakarta dan kira2 apa yang akan saya lakukan bersama risa ya? saya bertanya dalam hati.
yang jelas saya akan melakukan hal yang belum sempat kami lakukan, mungkin saya akan mengajaknya kesemarang untuk nyekar ke makam bapak dan ibu…
and finally, Soekarno-Hatta Airport, akhirnya kami sudah tiba di jakarta ibukota negaraku, baik saya maupun dewi merasa senang akhirnya kami sebentar lagi akan menginjakan kaki di tanah kelahiran kami.
pesawat akan transit sebentar untuk selanjutnya melanjutkan penerbangan ke adisucipto,
“ehhh zal, nanti aku tidurnya sama siapa dirumahmu?, katanya kamu tinggal sendiri?” dewi bertanya kepadaku saat perjalanan menuju jogja.
saya :”sama aku boleh kok wi 😁”
dewi :”wuu maunya, aku sih ogahh !” dewi menyenil hidungku
saya :”hihi, ya ntar kamu sekamar sama risa aja, nanti dia tak minta nemenin kamu buat nginep”
dewi :”fiuuhh sukurdehh, kalo serumah sama kamu doang malah bisa kamu apa2in aku”
saya :”wuu maunya, aku sih ogah!” jawabku meniru perkataan dewi..
.
pesawat pun landing, saya dan dewi sudah sampai di kota kelahiranku, jogjakarta.. “hmmm tidak banyak yang berubah” gumamku dari dalam taksi yang membawa kami menuju rumahku di pusat kota jogja.
jarak rumahku dari bandara hanya memerlukan waktu 30 menit, dan akhirnya saya sudah sampai di depan pagar rumah saya..
saya tersenyum lebar di depan rumah peninggalan orangtuaku,
“ahh,, kamu masih sama saja” saya kembali bicara sediri, disaksikan dewi yang memandang sekellingk lingkunganku,
“wehhh pak dokter sudah pulang” suara pak sodiq tetanggaku membuat perhatianku teralih.
saya :”wahhh pak sodiq, iya pak. pulang sebentar ini, mau nengok rumah”
saya berbicara untuk beberapa lama dengan pak sodiq, saya ikut senang melihat rumahnya yang dulu ambruk kini sudah berdiri kembali..
saya berpamitan kepada pak sodiq untuk masuk kerumah, dan menunda obrolan kami untuk nani..
“slahkan masuk 😊 ” kataku kepada dewi
dewi hanya tersenyum sambil melangkah masuk kerumahku, saya memandang sekeliling…
tampaknya om bowo baru saja membersihkan rumah ini, tampak lantai dan perabot rumah masih mengkilat sama seperti terakhir saya tinggalkan
foto2 keluarga masih terpasang rapi di dinding, tatanan kursi dan mejapun masih sama dan mungkin sama sekali tidak bergeser sejak terakhir saya melihatnya,
saya mengajak dewi ke lantai atas, saya membuka pintu kamarku, dan begitu pintu terbuka langsung saja memori2 masa lalu menyeruak di kepalaku,
ahhh.. kasur yang tergulung, coretan2 di dinding, meja belajarku, dan gitar lamaku, semua masih tertata dengan rapi, saya kembali tersenyum melihat ruangan yang sudah 1,5 tahun saya tinggalkan itu.
“jadi nostalgia ya zal” dewi berbicara kepadaku..
saya :”iya wii.. kangen 😊 “
saya kemudian membuka kamar untuk dewi yang terletak tidak jauh dari kamarku,
saya :”tak siapin kasur dulu wi, bentar ya”
saya berlalu untuk mencarikan kasur buat dewi di lantai bawah…
“nahhh, ini wi tak tatain bentar, maaf ya rumahku cuma kayak gini” ujarku sambil menata kasur untuk istirahat dewi..
dewi :”ahh, ini udah bagus banget zal, kamu harus bersyukur” jawabnya sambil duduk dan meminum sambil mengemil makanan yang kami beli di perjalanan kesini,
saya :”kamu istirahat dulu ya wi, nanti tak siapin makanan.
dewi :”ok zal, santai saja”
saya kemudian berjalan ke kamarku, saya menggelar kasurku dan tiduran diatasnya, capek.. tapi saya merasa sangat senang sudah pulang, saya memandang langit2
“ternyata memang rumah ini sangat nyaman” gumamku sambil memasang kartu sim lokal yang saya beli tadi..
saya memencet nomor risa, hihi saya ingin sedikit mengerjainya..
“risa, kamu dimana sekarang?” saya mengirim pesan singkat ke nomornya..
sekitar 15 menit, saya hampir terlelap tidur, hp PDA saya berbunyi, saya buru2 mengeceknya,
“lagi di kampus, ini siapa ya?” saya hanya bisa senyum2 membacanya, kini risa sudah kuliah di salah satu PTS ternama di jogja, dia sedang mengambil jurusan keperawatan.
niat iseng saya muncul, saya kemudian menelfonya
“halooo.. siapa ini, halooo.. halooo.. ” terdengar suaranya, saya tidak menjawabnya.
saya menutup telefon, dan memeluk guling tanpa sarung yang ada disampingku.
saya sering telfonan dengan risa, tapi kali ini suaranya jelas sekali, dan terasa dekat, seolah dia berada disampingku..
rasa kangen yang sudah berapa lama kami tanggung nanti malam akan terobati….]
.
.
saya baru saja kembali dari masjid samping rumah untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah, sholat berjamaah merupakan hal yang sulit saya lakukan di Ausie, karena mayoritas agama disana adalah nasrani dan budha.
saya juga sekedar ingin menyapa dan bersilaturahmi dengan tetangga2ku, dan mereka juga menyambutku dengan sangat baik .
“wi, aku tingggal sebentar kamu gapapa kan?, besok kamu aku ajak jalan2, aku mau ke tempat risa dulu, makanan ada di ruang makan ya udah aku siapin”
dewi :”iya zal santai aja, makasih ya malah ngrepotin kamu, and good luck ya 😊 “
saya :”thanks 😊 “
saya pun berlalu menuju garasi dan memanasi mobil yang sudah lama terpakir disitu, beruntung om bowo sangat perhatian beliau juga merawat mobil ini, mesinya masih normal dan bensin juga full, mungkin om bowo sebulan sekali rutin merawat rumah ini.
saya menjalankan mobil itu pelan menuju rumah risa yang juga tidak terlalu jauh, ada perasaan deg2an setelah sekian lama tidak bertemu dengan risa, perempuan yang benar2 sudah terpatri dihatiku.
pagar rumah risa, saya sudah berada didepan pagar rumah risa, dan pagar itu kemudan dibukakan oleh pak suroto,
saya membuka kaca depan untuk menyapa beliau,
“pak, ini saya, bapak gimana kabarnya??”
tampak pak suroto sedikit pangling dengan saya,
“walahhh, mas rizal to ternyata, kapan pulang mas, wahh udah lama banget sampean gak main, langsung masuk dulu saja mas”
saya mengucapkan salam sambil berlalu dan masuk sampai disamping garasi rumah risa untuk memarkirkan mobil..
saya memencet bel pintu..
perasaan deg2an itu kembali, saya berharap yang membukakan pintu adalh risa, yaaa semoga yang muncul dari balik pintu itu adalah wajah gadis yang sangat saya rindukan itu,
klek,, pintu terbuka. dan ternyata om hamzah yang membukakan pintu,
tak apa, saya juga bukan main senangnya bisa bertemu om hamzah, beliau adalah orang yang sangat baik kepadaku.
“welahhhh nak rizal, kapan pulangnya?” tampak om hamzah tekejut melihat sayaa didepan pintu.
saya tidak menjawab, saya buru2 meraih tangan beliau dan menciumnya, saya kemudian memeluknya, beliau sudah kuanggap bapaku sendiri, beliau adalah orang yang sangat baik seperti almarhum bapaku..
“saya sengaja om, biar kejutan hehe, oh iya om apa risa ada?” tanyaku sambil duduk di teras depan..
om hamzah :”wahh, yaya hebat ya sekarang tambah ganteng ni calon dokter, oh iya maaf le risa baru saja pergi sekitar 15 menit, dia pergi sama temenya katannya mau nntn konser musik di cafe xxxxxx deket kampusnya”
saya :”ohh ya om gapapa, saya susul risa dulu ya om, sudah satu setengah tahun gak ketemu dia” jawabku sopa.
om hamzah :”yaya silahkan, pasti wis kangen ya. hahaha, ya nanti jangan lupa mampir lagi, kita ngobrol2 lagi ya”
saya :”ya om, saya permisi dulu”
saya akhirnya berpamitan dengan om hamzah, mbok nem dan pak suroto yang juga nampak senang bisa bertemu lagi denganku..
.
saya memacu mobilku agar segera sampai ke cafe yang dimaksud, saya benar2 ingin segera bertemu risa..
saya memarkirkan mobil, cafe itu nampak sangat ramai dan penuh dengan mahasiswa, mungkin karena ada acara konser kecil disana, saya masuk dan mulai celingukan mencari orang yang saya maksud.
saya moneleh kiri dan kanan berharap akan melihat sosok risa, dan akan langsung menyapanya, saya mulai membayangkan bagaimana rupa risa sekarang, dan bagaimana ekspresinya nanti..
benar saja, sosok itu muncul, risa yaaa saya melihat dia sedang duduk sendirian sambil meminum es coklat dimejanya tampak pandanganya kedepan panggung yang diisi oleh band yang sudah hampir selesai menyanyikan sebuah lagu,
dia tampak semakin menawan, dengan kemeja casual berwrna biru dengan celana jeans, dia sekarang memakai kacamata, membuat dia semakin enak dilihat,
dia nampak anggun dan cantik lebih dari terakhir kali saya melihatnya secara langsung..
dada saya seperti bergemuruh, harusnya saya langsung mendekat, tapi saya malah terpaku melihat risa dari jarak 10 meter, dia belum menyadari kalau saya sudah sangat dekat denganya,
saya melangkahkan kaki, tanpa sedetikpun pandangan saya lepas darinya, dan baru dua langkah saya berjalan,
risa dihampiri seorang laki2, mungkin seumuran denganku.. sepertinya dia adalah vokalis yang baru saja selesai menyanyikan lagu diatas panggung tadi,
dia membawa seikat bunga sambil tersenyum dan menyerahkanya kepada risa…
risa menerimanya sambil tersenyum, terlihat gerakan bibirnya mengucapkan terimakasih sambil tersenyum dan menimang2 seikat mawar yang diberikan cowok itu, mereka berbicara, risa tampak tersenyum dan terlihat sangat bahagia..
saya kembali mematung, melihat laki-laki itu berbicara dan sangat dekat dengan risa, bahkan mereka sepert berpegangan tangan..
siapa dia???
enggak, mungkin dia adalah teman dekatnya, ya pasti hanya teman sekelasnya atau mungkin saudara yang mungkin saya belum kenal, saya mencoba berpikir positif, karena saya percaya risa adalah gadis yang setia dan konsisten..
saya memilih berjalan mundur dan duduk di kursi sambil melihat risa dari jauh, apakah saya cemburu? mungkin iya,
saya ingin melihat lebih lama dan berusaha mencari tau dengan siapa risa sekarang, saya berusaha tidak terlihat oleh risa, saya memakai topi yang sengaja saya bawa untuk menyamarkan wajahku..
dan laki-laki itu berjalan pergi meninggalkan risa, entah menuju kemana, saya berusaha mencegatnya, tampaknya dia menuju toilet, saya berjalan agar berpapasan denganya dan
brugg, dengan sengaja saya senabrakan bahu saya kepadanya.
“ehh.. maaf maaf mas saya gak sengaja, masnya gakpapa” jawabku pura2, untuk tau siapa orang ini,
“jalan ati2 dong!!” dia sedikit sewot..
“maaf mas saya gak sengaja, lohh mas yang sama risa tadi kan?”
“iya kenapa??” tanyanya ketus.
“ohh.. mas siapanya risa sodaranya kah?, atau temenya?” tanyaku menyelidik.
“gue pacarnya risa” jawabnya
jlebbbb,,,..
“ohh, yaya mas, saya rizal” saya menimpali dengan senyum palsu yang saya buat sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan denganya,
dia menyambut tanganku,
“gue Ari, lo siapa?” tanyanya kembali
“saya rizal mas, saya cuma mantanya risa dulu, yaudah mas sekali lagi maaf, saya permisi dulu”
saya tidak menunggu jawabanya, dan berjalan keluar, baru beberapa langkah saya berjalan saya membalikan badan.
“mas Ari!”
dia menoleh,
“kamu beruntung dapet risa, dan jaga dia baik2”
orang bernama ari itu hanya mengangguk, dan saya pun berjalan keluar dengan perasaan yang aneh, tidak nyaman, dan tentu saja sakit..
.
di dalam mobil tidak henti2nya saya bertanya didalam hati..
“maafkan aku ya, aku terlalu yakin dan bermimpi terlalu jauh, tampaknya emang kamu butuh orang yang selalu dekat denganmu, semoga laki2 yang kamu pilih jauh lebih baik dariku”
kata2 tidak ikhlas itu terucap secara tidak sadar dari mulutku..
saya tidak habis pikir, risa yang kukenal secepat itukah kamu berpaling?
kalian pernah merasakah hal seperti ini? atau perasaan semacam ini?
saya merasakan sesuatu yang aneh,
mungkin saya tidak berdarah, tapi terasa sakit, ya rasa sakit itu berada didada….
Sumber Kaskus