100 Tahun Setelah Aku Mati ( Bagian 14 Good Bye )



Saya terbangun saat adzan subuh berkumandang sangat keras, seolah bapak muadzin itu sengaja membuat aku terbangun.. saya mengkucek mata, dan menggeraakan tubuh agar otot tidak kaku..
“bukan mimpi, semua ini bukan mimpi”, saya menghela nafas panjang, saya segera berwudhu dan melaksanakan shalat subuh…
saya sudah selesai shalat, tapi masih saja terduduk diatas sajadah..
saya sedang memikirkan banyak hal, “hemmppp… seperti kata sari, aku harus tetap hidup dan tidak boleh gila”
saya menutup ibadah saya dan berdoa untuk mengawali hari yang pasti akan panjang dan berat..
“segala puji syukur saya panjatkan, kepadamu ya Rabb, zat yang maha pengasih dan penyayang, terimakasih telah kau karuniakan kesehatan, dan keselamatan bagiku, ya Rabb lindungi hamba dari perbuatan2 tercela, terangi hatiku dengan sinar nur cahayamu, lindungilah kerabat, dan teman2ku seperti engkau yang selalu melndungi aku, Ya rabb, tempatkan kedua orangtua hamba ketempat terbaik disisimu.. amin”
saya membuka pintu, dan menemui om bowo beserta tante sri istrinya..



Saya : “om, makasih ya.. sekarang aku udah tenang, aku coba buat ikhlas om.
om bowo : “ya le, semua yg kamu lalui ada hikmahnya, om juga merasa kehilangan sama sepertimu, bapakmu adalah prajurit yang hebat, dan seorang ayah yg lebih hebat lagi”
saya : “bapak seorang pahlawan om, om jenazah bapak akan di makamkan dimana?”
om bowo :”,,,,,,,” hanya terdiam seperti berpikir bagaimana mengatakanya kepadaku.
Saya : “om, dimanapun bapak dimakamkan itu gak penting om, karna itu cuma jenazah”
om bowo : “almarhum dimakamkan di aceh le, jenazah bapakmu akan dimakamkan bersama korban yang lain, karena jenazah sudah terlalu lama, jika akan dikirim kesini juga membutuhkan waktu lama karena akses transportasi masih sulit disana”
saya hanya menunduk, ada rasa kecewa, anak macam apa aku ini? bahkan aku tidak menyolatkan kedua orangtuaku yg meninggal, dulu aku masih terlalu kecil, sekarang saat aku lebih besar ada kenyataan lain yang membuatku bahkan tidak bisa menyolatkanya lagi.
Om bowo :”yg terpenting sekarang adalah doamu le, seperti yg kamu bilang, itu hanya jenazah, bapakmu sudah gak ada dijasad itu”
Saya mengangguk tanda mengerti..
Saya : “ya om, aku paham, aku bantu tante sri dulu buat persiapan yasinan”
.
malam itu adalah yasinan untuk ayah, seluruh kerabat, tetangga, dan teman2ku hadir, saya fokus kepada untaian ayat surah yasin.. berdoa dengan kusuk agar bapak tenang disana….
“zall” suara Risa mengagetkanku
Saya :”iya ris emoticon-Smilie ” saya membuat senyum yang dibuat2
Risa : “yang sabar ya, aku ikut berduka cita”
Saya : “trimakasih ris, aku berusaha untuk ikhlas”
Risa :”zal, setelah ini kamu gimana?, kamu sekarang sendirian dirumah,”
saya baru sadar bahwa sekarang saya adalah yatim piatu, saya akan sendirian disini sampai aku membuat keluarga baruku..
saya :”aku malah baru kepikiran ris kamu omong tadi, entah lahh aku gak tau, aku belum mikir sampe situ, entar malem aku pertimbangkan, kmarin om ku menawarkan untuk ikut keluarganya di solo”
Risa : ” semoga kamu baik2 saja ya, kalau kamu pergi ikut om mu sering2 komunikasi ya”
Saya : “pasti ris”
.
malam itu setelah acara selesai, om mengajaku bicara, tapi saya mengelak, saya sudah tau arah pembicaraan yang akan beliau sampaikan. “aku capek om, aku istirahat dulu, besok pagi gapapa kan” begitu alasanku, saya mengelak hanya ingin berfikir, dan bertanya pada diriku sendiri..
saya berfikir, bagaimana ini?, masa depan saya, bagaimana?, bapak dan ibu sudah pergi saya masih 16 tahun… apa yg bisa dilakukan oleh seorang remaja tanggung sepertiku.. pikiran2ku berputar, saya mulai frustasi.. saya tidak ingin jadi beban untuk keluarga omku, walaupun saya pasti mendapat uang taspen, tapi itu pasti hanya cukup untuk kebutuhan sehari2ku, karena saya juga tidak akan mendapat 100% dari gaji bapak saat masih aktif sebagai tentara… ahhh, bagaimana dengan pendidikanku?, cita2 saya sebagai dokter? itu akan membutuhkan banyak biaya pasti …. apakah harus saya kubur impianku? hahhhhhh, saya berteriak tertahan dengan bantal yg kusumpal dimukaku… entahlah… saya termenung lama..
entah kenapa sepersekian detik kemudian terbesit bayang2 bapak dan ibu..
Belia berdua.. bapak ibuk… pikiran saya seperti menuntun untuk berpikir seperti bapak.. jangan menyerah.. ya seperti ada bisikan di telingaku….
dan terbesit kembali sebuah ide, kalau saya belajar dan sekolah lebih baik lagi tidak mustahil saya mendapat beasiswa, ya bgitu, saya akan lebih rajin lagi belajar.. tapi ada pertanyaan kembali, bagaimana aku hidup?, bagaimana aku mengurus diri sendiri? kan ada uang taspen bapak, kalau tidak cukup saya akan bekerja, ya sekedar sambilan untuk memenuhi tuntutan sekolahku, seperti buku,fotocopy, dan kegiatan lainya. yaaa sya rasa itu akan cukup, dan uang taspen bapak akan kutabung, tentu saja juga untuk pengeluaran bulanan seperti listrik, air dll. yaaa saya bisa.. saya sudah besar, saya siap, saya membatin dan meminta pertolongan Allah untuk dikuatkan niatku…
dan malam itu saya mengambil resiko, untuk menanggung diriku sendiri, dan apapu resikonya saya siap yang jelas saya yakin keputusan ini akan disetujui bapak dan ibuk di alam sana..
.
Pagi itu, saya mengutarakan niat saya kepada om bowo, awalnya beliau keberatan karena menganggap saya masih terlalu kecil, tapi Allhamdulillah saya berhasil membujuk beliau..
Om Bowo : “kamu memang anak dari adiku le, kamu mirip dengan bapakmu, sama2 keras kepala. ya om hargai niat kamu, tapi inget kamu masih punya om mu ini dan tantemu, apapun kesulitanmu tolong bilang sama om atau tante, kamu itu keponakan satu2nya, ya rizal ingat itu”
Saya :”pasti om, aku akan selalu butuh bantuan om dan keluarga, dan satu lagi om….”
om bowo : “apa le?, omong aja, jangan sungkan”
Saya : “rajin2 nengok aku ya om”
om bowo dan tante sri tersenyum,
tante sri : “kamu gak perlu minta, om sama tante pasti akan sering nengok kamu emoticon-Smilie ” tanteku mengusap kepalaku sambil tersenym
om bowo : “kamu ini sudah kami anggap anak le, jangan takut”, kata beliau sambil menyetir, ya obrolan kami tadi berlangsung di dalam mobil, kami menuju semarang untuk peletakan batu nisan bapak di dekat makam ibuk…
.
Disini terbaring Dra.Astuti wardani, seorang ibu cantik yang menyangi keluarganya. disampingnya sebuah makam tanpa ada jenasah dibawahnya letnan satu Hartono, S.E, seorang perwira yang baru saja mendapat kenaikan pangkat, seorang bapak yang bertanggung jawab, yang meninggal secara Syahid membantu sesama..
Jenazah bapak dimakamkan di sebuah kuburan masal bernama ulee lheue di NAD bersama dengan 50.000 jenazah lain. sebuah makam yg diisi puluhan ribu orang tanpa batu nisan untuk masing2 jenazah, tapi bagiku makam bapak disini bukan sekedar makam kosong, paling tidak hanya itu yg bisa kulakukan. agar bapak dan ibuk bisa terus bersama walau hanya lewat batu nisan…
Selamat tinggal ibuk, seorang wanita cantik dan berani yang meninggalkan seorang putra dan seorang suami…..
selamat tinggal bapak, seorang pria gagah, jujur dan setia, seorang pria yang tidak mau menikah lagi bahkan setelah belasan taun kehilangan istrinya saat usianya masih muda, dia memilih menyusul istrinya dan membiarkan seorang anaknya hidup sendiri agar menjadi manusia yang lebih kuat dan berani dari dirinya..
“bapak, ibuk.. Rizal sayang kalian”


Sumber Kaskus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Best Dating Sites
Platform Pengiriman Pesan Instan
Platform Sosial Media

Top Profiles
Siska Media di TikTok
10.0/10
Siska Media di TikTok
Channel Siska Media di Youtube
10.0/10
Channel Siska Media di Youtube