#Description:
Title: My Annoying Brother (2024)
Casts: Vino G. Bastian, Angga Yunanda, Caitlin Halderman, Kristo Immanuel
Director: Dinna Jasanti
Studio: Lifelike Pictures, Base Entertainment, CJ Enm
#Synopsis:
Kemal Solihin (Angga Yunanda) merupakan atlet olahraga judo yang sedang bersiap untuk bertanding di olimpiade luar negeri. Berbagai persiapan dan latihan intens sudah ia lakukan. Kemal dan pelatihnya, Amanda (Caitlin Halderman) sangat optimis bisa mendapatkan medali emas di tahun ini. Babak penyisihan dan semi final berhasil ditaklukan oleh Kemal. Namun sayang, saat Kemal masuk babak grand final, ia mengalami insiden saat bertarung dengan lawannya. Kemal yang dibanting cukup keras menyebabkan pengelihatannya terganggu dan mengalami kebutaan. Kejadian tersebut membuat Kemal sangat terpukul dan memilih mundur dari semua pertandingan judo. Karena tak bisa lagi melihat secara optimal, Kemal merasa dunianya sudah berakhir. Bahkan untuk ke toilet dan dapur di rumahnya saja, ia kesulitan untuk berjalan. Kemal pun hanya menghabiskan sebagian besar waktunya tidur di kamarnya sambi meratapi nasib.
Suatu hari, Kemal kedatangan kakak tirinya yaitu Jaya Solihin (Vino G. Bastian) yang baru saja bebas dari penjara. Kedatangan Jaya membuat Kemal kesal karena sejak kematian kedua orangtua mereka, Jaya memilih meninggalkan rumah dan juga dirinya yang saat itu masih remaja. Kemal juga sangat yakin jika pulangnya Jaya ke rumah pasti ada maksud terselubung. Dugaan Kemal terbukti benar. Jaya memanfaatkan kondisi Kemal yang buta sebagai bahan pertimbangan agar dirinya bisa bebas bersyarat dari penjara serta mengambil uang sumbangan dari para atlet. Selain itu, Jaya juga berencana mengajak adiknya itu untuk menjual rumah peninggalan orang tua mereka dan tinggal bersama di rumah yang lebih kecil. Namun rencana tersebut ditolak dengan tegas oleh Kemal. Ia malah memaksa kakaknya itu untuk pergi dari rumah karena kehadiran Jaya benar-benar mengganggu hidupnya.
Waktu terus berlalu. Jaya memutuskan untuk tetap tinggal di rumah karena masih khawatir melihat Kemal yang masih kesulitan untuk berjalan. Rumah mereka juga sering kedatangan Amanda yang cukup rutin mengecek kondisi Kemal. Disatu sisi, kehadiran Amanda membuat Jaya kesal karena gara-gara Amanda lah adiknya menjadi buta. Namun disisi lain, Amanda juga sangat bertanggung jawab terhadap karena selalu rutin merawat dan memberikan semangat kepada Kemal untuk melanjutkan hidupnya.
Untuk mendapat penghasilan, Jaya mulai memikirkan untuk mencari pekerjaan. Saat sedang di pasar, Jaya tak sengaja bertemu dengan salah satu kenalannya yang dulu sempat kerja bareng di bar yaitu Fauzan (Kristo Immanuel). Meskipun tak membantu terlalu banyak, kehadiran Fauzan diantara Jaya, Kemal dan Amanda cukup meringankan pekerjaan sehari-hari di rumah.
Melihat upaya Amanda yang berusaha mengembalikan rasa percaya diri dan semangat Kemal untuk kembali bertanding olahraga judo, membuat Jaya menyetujui keinginan Amanda tersebut. Jaya pun memutuskan memberi dukungan penuh kepada adiknya agar mau bangkit lagi, meskipun pada awalnya Kemal merasa ketakutan saat harus kembali latihan olahraga yang sangat ia cintai itu. Perlahan tapi pasti, Kemal mulai berani untuk bangkit berkat semangat yang terus diberikan oleh Jaya, Amanda dan juga Fauzan. Amanda pun semakin yakin jika Kemal bisa kembali juara saat mengikuti olimpiade Para Games yang akan segera digelar dalam waktu dekat.
Seiring berjalannya waktu, semangat Kemal untuk kembali berlatih semakin kuat. Meskipun ditengah keterbatasannya sebagai tuna netra, ia tetap menjalani banyak latihan agar bisa memenangkan medali emas di olimpiade Para Games yang akan diselenggarakan di Taiwan. Disaat yang bersamaan, kondisi kesehatan Jaya justru perlahan mulai menurun. Jaya selalu berpesan kepada Amanda dan juga Fauzan agar tidak menceritakan kondisi sakit yang ia alami kepada Kemal, karena takut mempengaruhi performa dan latihan adiknya itu. Bagaimana nasib Jaya dan Kemal selanjutnya?
#Review:
Rumah produksi Lifelike Pictures kembali hadir meramaikan industri perfilman Indonesia setelah empat tahun absen dari layar lebar bioskop tanah air. Kali ini, Lifelike Pictures berkolaborasi dengan Base Entertainment dan CJ Entertainment Movie untuk me-remake film drama komedi asal Korea Selatan berjudul MY ANNOYING BROTHER (2016). Versi Indonesianya, Lifelike Pictures menggandeng Dinna Jasanti sebagai sutradara dan Deliesza Tamara, Sheila Timothy dan Tumpal Tampubolon untuk menggarap skenario dari film ini.
Aku berkesempatan hadir di media screening dan gala premiere film MY ANNOYING BROTHER (2024) yang sukses digelar pada Rabu, 16 Oktober 2024 lalu di Cinema XXI, Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut Sheila Timothy selaku produser dan salah satu penulis mengungkapkan ide remake film ini sudah ada sejak 2019 lalu. Namun karena terhalang Pandemi CoVid-19 dan kesibukan yang cukup padat dari seluruh pemain sejak Pandemi usai, akhirnya project film ini bisa terealisasi empat tahun kemudian. Yang tak kalah menarik, para pemain mengaku sangat mudah membangun chemistry meskipun baru bisa bertemu secara intens saat proses pengambilan gambar saja.
Untuk segi cerita, aku sebagai penonton yang belum sempat menonton versi Korea Selatannya cukup bisa menikmati plot yang dihadirkan film ini. Lifelike Pictures dan Dinna Jasanti terasa memberikan angin segar karena jarang sekali film Indonesia yang mengangkat plot relationship kakak beradik laki-laki. Yang membuatku terkejut, hampir semua komedi dan jokes yang ditebar sepanjang film sangat relate dengan hubungan kakak beradik yang lumrah terjadi di sekitar kita, khususnya culture budaya Indonesia. Usai memberikan banyak hal lucu, plot bergerak menuju moment-moment krusial yang tak disangka bisa bikin penonton terharu sampai menitikan air mata. Treatment kesedihan dari film ini untungnya tidak tearjerker banget seperti film-film Indonesia remake Korea Selatan kebanyakan. Sisi perhatian seorang kakak yang awalnya terlihat rese namun perlahan mulai berubah disini menjadi turning point menghangatkan hati untuk penonton. Moment yang tercipta antara Jaya dengan Kemal khususnya di babak akhir film menjadi klimaks yang menguras emosi banget tapi gak lebay sama sekali. Akting, chemistry dua pemain utama, scoring musik dan adegan yang ditampilkan menutup film ini dengan memuaskan.
Yang aku suka dari film MY ANNOYING BROTHER (2024) versi Indonesia dibandingkan film remake Korea Selatan yaitu hanya memasang empat karakter utama saja, sehingga plot terasa lebih solid dan juga fokus tidak melebar kemana-mana. Background story dari Jaya, Kemal, Amanda dan Fauzan pun jadinya saling melengkapi satu sama lain. Untuk kualitas akting, applause selalu aku berikan kepada Vino G. Bastian yang memang sangat layak menjadi salah satu top tier aktor terbaik di Indonesia saat ini. Meskipun kini mendapat gelar aktor spesialis film remake, Vino selalu memberikan performa terbaiknya di setiap film yang ia mainkan. Applause selanjutnya diberikan kepada Angga Yunanda yang semakin menunjukkan kapasitasnya sebagai aktor muda yang semakin berkualitas. Tantangan harus menjadi seorang tuna netra dan olahraga judo ter-deliver dengan baik kepada penonton. Chemistry sebagai abang dan adik antara Vino dengan Angga juga believable sekali. Kehadiran Caitlin Halderman dan Kristo Immanuel pun menjadi pelengkap yang lucu bagi dua bersaudara tadi.
Untuk urusan visual, film MY ANNOYING BROTHER (2024) tampil nyaman di mata dan tidak over filter kuning atau dreamy. Artistik saat event olimpiade nya bagus banget! Yang sedikit mengganggu mungkin penggunaan soundtrack yang cukup repetitif dengan volume terlalu kencang di beberapa bagian.
Overall, film MY ANNOYING BROTHER (2024) tampil cukup memuaskan dan tak disangka bisa menghibur sekaligus bikin penonton nangis dengan cara yang tidak lebay. Film Indonesia remake Korea Selatan yang tidak mengecewakan! Good job Lifelike Pictures!
[8.5/10Bintang]