1. Pengertian Teater Daerah Setempat
Teater daerah termasuk ke dalam teater rakyat. Setiap daerah memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, yang antara daerah satu dan lain berbeda. Antara lain keunikan dalam hal tata panggung dan dekorasi, tatarias, tata busana, dan tema/jalannya cerita. Meski demikian teater daerah memiliki sifat yang umum berikut ini.
- Tidak ada naskah tertulis
- Persiapan dilakukan dengan sederhana
- Ceritanya monoton, tidak beragam, tidak bervariasi seperti variasinya kehidupan manusia. Biasanya ceritanya diambil dari rakyat daerah setempat, seperti hikayat, dongeng, legenda, fabel, epos.
- Menyatu dengan masyarakat (bersifat fleksibel). Pertunjukan dapat dilaksanakan dimana saja, dapat di sembarang tempat, kapan saja tidak terikat waktu. Perlengkapan teater sangat sederhana (seadanya). Bisa menyatu dengan masyarakat.
2. Macam Teater Daerah Setempat
Teater daerah setempat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
- Teater Rakyat
Berkembang di daerah setempat. Hampir semua daerah nusantara memiliki teater rakyat (teater daerah). Ceritanya diambil dari kehidupan masyarakat daerah setempat, dikelola dengan cara sederhana. - Teater Klasik
Pengolahan teater klasik lebih baik dan mapan dibandingkan teater rakyat. Lahir dari kalangan istana/kota raja. Contohnya wayang orang. - Teater Transisi
Teater ini sebenarnya bersumber dari teater daerah, tetapi cara penyajiannya sudah dipengaruhi gaya barat/asing (dekorasi, tata rias, dan tata busana). Contoh teater transisi adalah Komedi Istambul dan Sandiwara Dardanela.
3. Pesan Moral Seni Teater Daerah Setempat
Pertunjukan teater tradisi daerah setempat umumnya mengandung pesan moral pada masyarakat sebagai pendidikan budi pekerti luhur. Mengerjakan dan memberi contoh hal-hal yang baik dan menghindari/menjauhi hal-hal yang bersikap negatif (kejahatan, iri, dengki, amarah, dan sikap yang tidak terpuji). Pesan moral pada penonton/masyarakat tersebut, antara lain sebagai berikut.
- Memberikan contoh keteladanan dari tokoh yang diperankan (lakon) dengan sikap moral, perilaku yang baik/terpuji.
- Tidak meniru tokoh yang jahat/tercela.
- Segala sikap perbuatan yang baik akan menjadi mulai sedangkan yang jelek akan mendapat celaan (becik ketitik, ala ketara).
- Kehidupan di dunia agar selalu diisi kebaikan, bermanfaat, iman, takwa, pada Tuhan keteladanan, damai, dan tenteram.
- Pada generasi muda yang menjadi manusia yang berbudi luhur, bermanfaat bagi bangsa negara, orang tua, masyarakat. Menjadi manusia luhur dan mulia seperti contoh tokoh peran yang dipertunjukkan.
Sumber: Seni Budaya Kelas VII SMP/MTs Semester II. Indonesia: CV. Lima Utama Grafika