About Dream And Sheila’s Story

“Ran.. gue pengen lanjut kuliah di UI”. “emang kenapa harus di UI, entar kalau lo masuk UI gue gak bisa nyusul dong. Gue kan gak sepinter lo”. Jawabku agak pesimis. “duh rani, gue pengen banget nikmatin perpustakaannya, disana kan udah lengkap perpustakaannya. Kalo soal lo masuk sana sih gampang, entar gue bantu ajarin deh” jawabnya.

Tret.. tret.. tret
Kulihat jam wekerku yang dari tadi berbunyi, ternyata pukul 02.00 dini hari. Rupanya aku salah menyetelnya sebelum tidur tadi. Sudah beberapa hari ini aku selalu bermimpi tentang sahabatku Sheila yang tak tahu dimana, dia dikabarkan menghilang dan sampai sekarang belum ada yang menemukannya. keluarganya sudah menganggapnya meninggal sejak empat tahun yang lalu, dia memang tinggal dengan ibu kandungnnya bersama ayah tirinya. Semua mimpi-mimpiku berisi kenangan-kenangan yang pernah kulalui bersamanya sewaktu SMA, beruntung aku hanya punya kenangan indah bersamanya.

Perpustakaan UI, ini adalah tempat impian Sheila. Sekarang aku sudah kuliah di UI fakultas Hukum. Aku mencoba untuk melanjutkan impian sahabatku itu. “Mba.. novel yang judulnya Diatas Awan ada yang minjem gak?”. “entar ya saya cek dulu.. em.. belum ada yang minjem kok de”. “oh iya makasih” jawabku putus asa, padahal aku sudah sangat ingin membaca kelanjutan cerita dari novel itu. Saat hendak kembali mengambil buku-buku yang akan kupinjam, gantungan tempat pensilku jatuh. Aku menunduk dan melihat sekitar kolong meja, dan gantungan itu jatuh dekat sebuah buku tebal yang sepertinya familiar. Betapa bahagianya ternyata buku yang kucari-cari itu ada di bawah meja tempatku membaca tadi. Kuputuskan untuk meminjam buku itu.

Keluar dari perpustakaan, aku mengecek hpku. Ada sebuah pesan dari “My Reno: Ran, ak gak bsa jemput. Tp ntar mlam ak k rmah kmu skalian ktmu orangtua kmu. Oke? See u”. Dulunya reno adalah pacar sheila, namun setelah sheila pergi dia mulai menjalin hubungan spesial denganku. Itu pun baru berjalan satu tahun. Sebenarnya aku belum terlalu yakin, dulu sheila pernah bilang padaku jika suatu hari dia pergi, aku harus menggantikannya untuk merawat dan menyayangi reno.

“sheila.. apa sih yang bikin lo bisa pinter” Tanyaku bego. “Cinta mungkin, hahah bercanda”. “Reno lagi ya… ganteng sih, cocok buat lo, si pinter dan si ganteng. Perfect banget”. “apaan sih”. Kami diam sesaat sebelum sheila angkat bicara “Ran, entar kalau gue udah pergi, lo harus sama reno. Dia cowok baik-baik gak sama kaya cowok lo tuh sih Ditan”. “emang kenapa sama ditan?”. “ditan tuh bukan cowok baik-baik, gue bisa lihat kok dari gerak-gerik dia. Sorot mata dia, dan segala yang ada sama dia itu wrong! Percaya deh”. “tau deh..” jawabku tak memperdulikan perkataannya. “lo janji kan bakal sama reno, gue percaya Cuma sama lo. Gue gak bisa bayangin bakalan bahagia di alam baka kalau dia jadi milik orang lain”. “iya-iya, kalau lo mati duluan, gimana kalau yang mati duluan itu gue? Mau gak nikah sama ditan?”. “gak deh, makasih”.

Lagi-lagi mimpi tentang sheila. Kupikir apa yang membuatku terbangun kali ini. Ternyata suara mama yang membangunkanku. “sayang.. reno udah datang tuh. Mandi gih. Tadi kamu ketiduran di sofa, jadi mama pindahin ke sini”.
“Ren udah lama nunggu ya?”. “em.. lumayan sejam kali” jawabnya sambil memperhatikan novel yang kubaca di sofa sampai ketiduran. “Ini novel…”. “iya.. novel kesukaan sheila, kamu masih ingat?”. “ya.. dulu dia sering cerita, kutipannya tentang ‘apa yang kau lihat dengan matamu, belum tentu dapat menjelaskan keadaan’” jawabnya santai. “Eh.. ren gue mau cerita sesuatu sama lo. Udah beberapa hari gue terus mimpiin tentang sheila. Tentang kejadian-kejadian waktu di SMA dulu. Dari pertama ketemu, tentang pesan-pesan dia dulu, tentang mimpi-mimpi dia, dan tentang pikiran-pikiran dia tentang ditan yang sering dia ceritain. Gue gak ngerti kenapa” jelasku panjang lebar. “mungkin lo rindu kali sama dia, biasanya kalau kita udah mulai rindu sama orang-orang yang udah gak ada, kita bakal bawa dia ke dalam mimpi. Gak usah terlalu dipikirin, entar dia sedih loh. lo gak boleh capek, ingat Seminggu lagi acara tunanagan kita”. “ya.. aku ingat”.

Bebarapa hari kemudian masih sama, aku tetap memimpikan tentang sheila. Awalnya aku bahagia bisa mengingat wajahnya kembali tanpa melihat fotonya, namun lama-kelamaan aku merasa ada yang aneh. Apalagi dengan perpustakaan kampus. Aku selalu merasa ada yang mengikutiku, tapi bukan perasaan takut yang kurasakan melainkan perasaan rindu yang teramat dalam.

Tiba di hari pertunanganku dengan reno, aku merasa gugup. Aku memang mencintainya, namun aku belum sepenuhnya yakin dengan keputusanku ini. Acara ini dihadiri keluarga dan kerabat dekat kami. Saat hendak bertukar cincin, aku menarik nafas dan kulihat sosok gadis cantik berdiri di belakang reno. Itu Sheila, sheila menangis. Aku melihat dia menangis dan membuatku tak jadi memasangkan cincin di jari reno. Aku hanya mengatakan maaf dan berlari ke kamar. Sebelum kejadian ini, keponakanku datang bercerita padaku bahwa ada seorang kakak yang bercerita padanya bahwa sahabatnya akan bertunangan sebelum menemukannya dan hidup kekal sambil menangis tersedu-sedu. Kuyakin kakak yang dimaksud keponakanku itu sheila, dan sahabatnya adalah aku.

Pertunanganku bukannya gagal namun ditunda sampai aku benar-benar siap. Reno kecewa begitu pula keluarga kami. Untung reno adalah laki-laki yang benar-benar baik, dia tak juga meninggalkanku.

Saat duduk di perpustakaan aku berpikir tentang segala kejadian yang terjadi padaku, dari mimpi-mimpi itu sampai pesta pertunanganku. “Kenapa kau harus menggangguku?” kataku dalam hati. “Hey…” seseorang menepuk pundakku. “aku disini.. aku selalu ada untukmu”. Aku menahan tangisku, sheila datang menghampiriku. “Kenapa lo pergi?” tanyaku. “gue gak pergi kok, gue cuman istirahat doang”. “trus lo ngapain disini?”. “gue pengen liat lo, gue kangen banget sama lo”. “mba.. mba.. bangun mba…”. ternyata cuman mimpi, tadi aku ketiduran. “maaf ya, maaf”.

Sebuah pesan masuk di hpku membuatku terkejut “My Reno: Ran gw mau crita sesuatu, penting! Ktmuan d yummy skrg”. Ada apaan nih? Kayanya penting banget. “oke” balasku.
“ran.. kemarin gue dari kampung kakek gue, trus gue temenin dia ngambil susu kedelai di rumah tetangga. Gue liat foto sheila di rumah itu. Gue yakin itu emang beneran dia” jelasnya. “trus?”. “gue nanya ke kakek gue, katanya tuh cewek dia temuin di jalan, dengan tubuh yang lemas dan penuh darah, seperti habis diperk*sa. Tetangga kakek gue itu emang gak punya cucu, dan emang kesepian karena ditinggal anaknya. Jadi cewek yang gue yakin sheila itu dia rawat, tapi tragisnya cewek itu gak mau bicara. Dan beberapa hari kemudian bunuh diri”. “gak mungkin.. sheila pasti masih hidup, dia gak mungkin mati” aku mulai meneteskan airmata. “gimana kalau kita ke kampung sekarang? Siapa tau aja nenek tersebut bisa memberikan keterangan”. Aku tak menjawab namun kuikuti semua yang dia katakan.

Saat dalam perjalanan, aku memimpikan sheila. Dia berkata “Rani.. bukankah sudah kukatakan bahwa apa yang kau lihat dengan matamu belum tentu dapat menjelaskan keadaan? Kau tak juga mengerti? Hati-hati.. aku menyayangimu”.

“Nek.. nenek kenal dengan gadis ini?” tanya reno. “kenal, dia cucu saya yang udah meninggal empat tahun yang lalu”. “dia teman kami nek, apa nenek punya barang-barang yang dia tinggalkan?”. “ada, tunggu sebentar… ini”. Sebuah tas yang sering dia gunakan diberikan nenek itu padaku. “boleh saya bawa nek?” tanyaku. “boleh”. “makasih, sebenarnya kami ingin pergi melihat makamnya, tapi sudah malam. Besok kami akan datang lagi, bolehkan?” kata reno. “terserah kalian, kapan saja kalian bisa mampir”.

Karena sudah tengah malam, kami memutuskan untuk istirahat di rumah keluarga reno. Setelah membersihkan tubuh, aku membuka tas sheila. Ada pakaian yang terakhir kali dia pakai dulu sebelum dia meninggal, entah mengapa, saat mencium baju itu baunya sama seperti bau parfum sheila dulu. Aku lihat beberapa fotoku dan dia, dan foto-fotonya bersama… ditan. Kulihat semuanya, aneh, tak ada satu pun fotonya bersama reno. Dan sepucuk surat,

“Rani, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah lama berpacaran dengan ditan. Oleh karena itu aku selalu bilang dia bukan cowok baik-baik. Maaf. Dia selalu melindungiku saat aku dipukuli dan disiksa ayah tiriku. Saat aku sedih, dia selalu meminjamkan pundaknya untukku. Dan tentang reno, kutarik kembali kata-kataku yang mengatakan bahwa dia adalah orang baik. Sebaiknya jangan kau dekati dia, dia berbahaya. Setelah surat ini sampai padamu, jangan pernah berhubungan dengan laki-laki yang bernama reno. Aku telah memutuskan untuk lari dari rumah, aku tak bisa terus hidup dengan ayah tiriku yang sangat kejam. Ingat apa yang kau lihat dengan matamu belum tentu dapat menjelaskan keadaan. Dengan kata maaf belum tentu bisa menghapus tentang kenangan buruk ini, namun skali lagi aku ingin tetap mengucapkan maaf yang sedalam-dalamnya. Love, Sheila”.

Aku menangis membaca surat itu, ternyata dia punya banyak rahasia dan pergumulan hidup yang dia simpan sendiri. Dan ditan, aku memutuskannya memang karena memergokinya selingkuh dengan adik kelasku, tapi itu terjadi sebelum sheila menghilang. Berarti pandangan sheila tentang ditan juga salah, dia juga tak sebaik apa yang dia pikirkan. Andai waktu dapat terulang ingin menjelaskan banyak kekeliruan di antara kita. Reno.. kenapa sheila bilang dia bukan orang baik? Apa yang salah?.

Tok.. tok.. tok..
“siapa…” tiba-tiba mulutku disekap. “lo udah baca suratnya? Dia menderita sendirian, dan lo dimana? Dia selalu lari ke cowok lo, bukan ke gue? Dia ngehianatin gue sama lo tau gak. Makanya gue paling malas ngeliat lo nangis karena dia. Dan satu hal yang sama dari lo berdua, yaitu mudah gue bohongin. Sama-sama masuk perangkap gue, dasar bego. Dia juga pernah nangis disini sama kaya lo. Bedanya dia nangis karena bokap tirinya dan pengen putus dari gue. Oh ya lo dulu putus sama ditan itu karena gue, gue yang ngatur semua itu, lo gak perlu tahu lah detailnya. Yang gue pengen lo jadi millik gue saat itu. Ditan tuh anak yang baik-baik, saking baiknya dia tuh sama begonya sama lo sama sheila” dia tertawa. Aku kaget mendengar semuanya, aku memberontak, kutendang dia dan sesegera mungkin lari. Untung pintunya belum dikunci. Aku berlari di jalan yang gelap dan becek, dan aku menyadari inilah yang dimaksudkan sheila dalam mimpi.

Aku terus berlari, dan jurang di depan mata. Aku bingung, reno sudah tinggal selangkah lagi akan meraihku. Aku berdoa “ya Tuhan lindungilah aku”. Dan kuputuskan melompat ke jurang. Sakit.. aku tak ingat apakah aku merasakan sakit itu. “Rani.. ini aku sheila. Maaf terlambat, namun lebih baik terlambat daripada tidak sama skali. Aku selalu mencoba mengatakan rahasia itu saat kau di perpustakaan, namun dunia kita begitu jauh walau kau selalu lewat di depan mataku. Maaf aku selalu menyelinap di dalam mimpimu. Aku sedih tiap kali kau tak memperdulikan kata-kataku. Namun aku bahagia kau bisa melihatku saat hari pertunangan itu. Pulanglah rani, sekarang aku sudah tenang. Masih banyak masalah yang harus kau selesaikan”. Begitu terang, aku tak bisa melihat, tapi kuyakin itu adalah malaikat yang menolongku.
“rani.. kau sudah sadar. Sudah tiga bulan kau koma”. “minum ma…”. “ini sayang”. “reno mana ma?”. “reno? dia dalam pemeriksaan, dia sudah dalam status tersangka. Tinggal menunggu kamu sadar untuk memberikan keterangan. Apakah dia yang mencoba membunuhmu?”. “ma…” kata-kataku tertahan. “gak usah dilanjutin, istrahat aja dulu”.

Akhirnya reno dipenjara, dengan kasus percobaan pembunuhan padaku dan sheila. Aku tak menyangka dialah penyebab semua ini. Dengan rapi empat tahun dia menyembunyikannya dariku dan dialah yang membongkar semuanya. Makam sheila terpaksa dibongkar untuk melakukan pemeriksaan ulang. saat memberitahukan semuanya pada orangtua sheila, ibunya sempat pingsan. Namun akhirnya dia bisa menerima semuanya. Ayah sheila juga dalam pemeriksaan, karena didapat beberapa bukti yang membuktikan bahwa ayahnya melakukan penganiyayaan pada sheila. Ditan, aku bertemu ditan sebulan yang lalu. Dia berada di rumah sakit jiwa, bukan karena menjadi dokter atau perawat namun dia mengalami gangguan mental empat tahun yang lalu. Menurut orangtuanya dia menjadi seperti itu karena ditinggalkan kekasihnya. Yang kuyakin kekasih yang dimaksud orangtuanya itu adalah sheila, karena dia terus memanggil-manggil namanya. Kasihan dia, aku akan mencoba mengembalikan ingatannya.

Sesering aku mengurus urusanku di kantor polisi, sesering itu pula aku bertemu dengan joe kakak tiri sheila. Aku mulai jatuh cinta padanya. Setahun kemudian aku menikah dengannya. Dan sekarang telah mempunyai anak kembar sepasang, ini adalah hadiahku untuk sheila.
“Apa yang kau lihat dengan matamu, belum tentu dapat menjelaskan keadaan”

Cerpen Karangan: Sherly Yulvickhe Sompa
Facebook: Sherly Yulvickhe Sompa

Read More
10 tahun ago
0 34
10 tahun ago
0 41
10 tahun ago
0 42

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Best Dating Sites
Platform Pengiriman Pesan Instan
Platform Sosial Media

Top Profiles
Siska Media di TikTok
10.0/10
Siska Media di TikTok
Channel Siska Media di Youtube
10.0/10
Channel Siska Media di Youtube